Tuesday, February 27, 2007

Levina I :Sdh Terbakar Tenggelam?




Terlihat di TV, Kapal miring ke kiri, Kapal Penarik Juga Menari ke arah Kiri, Bukankah supaya Levina menjadi tegak dengan menarik kearah yg berlawanan.

Kenapa Belum ada Ahli Fisika UI or ITB yang mau Menjelaskan

Monday, February 26, 2007

Empat Mata Tukul Cium Pipi Artis Cantik


Email Untuk Mas Tukul YAng sedang Ngetop2nya dengan "Kembali Ke LAptop":


"saya cuma suka adegan komedi anda saat berbahasa inggris yang belepotan, dan memotivasi komunitas orang jelek agar tidak minder.

mas tukul sebagai leader orang jelek yang bisa cium pipi para artis cantik, harus siap menerima tanggung jawabnya , karena budaya cium pipi antar lawan jenis bisa makin meningkat.

anda harus siap menerima konsekwensinya (ganjarannya/dosanya) bila adegan anda ditiru masyararakat bahkan anak2
.
mas tukul dan team 4 mata, harus terima dosanya. sebanyak dosa2 jutaan mata yang meniru cium2 pipi perempuan bukan haknya setelah menonton acara anda

begitu saja mas tukul
saya cuma mengingatkan karena saya sayang pada anda yang sudah cukup baik memotivasi orang jelek dan minder, di sisi lain memotivasi orang cium2 bukan haknya.

mas tukul harus siap mengalami nasib seperti artis2 orang terkenal lainnya yang tidak merasa berdosa, dan menganggap remeh dosa sentuhan dg lawan jenis di depan umum. sehingga mendapat teguran dari tuhan 4JJI SWT, yang mungkin berupa:

rumah tangga yang tidak harmonis
perceraian
berebut harta
berebut anak
dan lain2 teguran dari Allah (BUKAN COBAAN)

Cobaan hanya diberikan kepada hamba yang sudah berusaha sholeh dan berbuat baik tapi masih mendapat musibah/masalah berat dalam hidup.

thx u mas tukul
we love u. plis positif tingking
bila kau teruskan obral pipimu
berarti kau tak
kasihani istrimu

(semoga mas tukul segera menghentikan budaya cium2nya sehinggga tidak sampai mendapat teguran dari Allah)

wassalamualaikum

Thursday, February 22, 2007

2 Kisah Sulit Menjadi Orang Tua Soleh


Menjadi orang tua (Ibu/Bapak/Guru) yang sholeh. Sehingga pantas dicontoh anak anak tanpa perlu banyak bicara.

Banyak kenyataan di masyarakat, seorang anak disuruh memakai jilbab, tetapi sang ibu tidak memakainya. Seorang anak disuruh sholat oleh bapaknya, tetapi bapaknya tidak sholat. Ada bapak melarang anaknya merokok tetapi, si bapak & si guru tersebut perokok berat.

Bagaimana mungkin si anak akan mendengarkan perintah orangtua karena taat dan hormat. Apabila orang tua tersebut tidak melakukan apa yang diperintahkannya. Kalaupun ada anak yang taat,hampir bisa dipastikan hanya karena takut atau dipaksa orang tua.

Padahal, memerintah anak itu lebih mudah dengan tindakan daripada dengan kata kata. Apalagi kalau anak masih balita, mudah sekali meniru. Cobalah kita sholat di depan anak,maka anak akan OTOMATIS mengikuti kita.

menjadi Orang tua yang adil dalam BERsikap dan harta

Masih banyak orang tua yang berbuat tidak adil kepada anak anaknya. Karena menjadi orangtua itu tidak ada sekolahnya. Tidak ada Lembaga Pendidikan/Kursus Menjadi Ibu/Bapak.

Oleh karena Itu, marilah kita Rajin Mengadiri majlis Taklim menuntut Ilmu bagaimana menjadi orangtua yang adil dan benar.

Banyak orangtua yang kurang ilmu, sehingga sering salah dalam mengambil tindakan dan keputusan terhadap anak.

Kisah 1 (Beli Motor Secara Diam Diam)

Ibu Nancy (nama samaran) mungkin bisa disebut ibu yang tidak adil dan bahasa kasarnya ialah durhaka pada anak. Ibu Nancy mempunyai anak sulung yang bernama Jose (nama samaran),

Jose kuliah hanya sampai D3 karena harus mengalah pada adiknya Albert (juga nama samaran) yang berpenampilan lebih tampan, kulit putih, lebih tinggi dan gagah yang memberi peluang kuliah sampai S1. sedangkan jose hanya dikuliahkan sampai D3.

Walau bagaimanapun keadaan anak-anaknya, tidak seharusnya ibu Nancy bertindak tidak adil dalam bidang pendidikan, harta dan sikap. Hanya karena faktor fisik yang sudah ditaqdirkan Allah SWT. Padahal “Allah SWT tidak memandang rupamu (fisik) tetapi Taqwa”

Ada lagi ketidak adilan Di bidang harta, Ibu Nancy secara sembunyi sembunyi membelikan sepeda motor kepada Albert yang masih kuliah, malah dibantu biaya menikah, melangkahi abangnya Jose yang belum menikah,

Sebaliknya Ibu nancy menolak permintaan uang muka Sepeda Motor yang sangat dibutuhkankan Jose dalam pekerjaannya sebagai marketing, yang baru diterima bekerja tidak tetap. Untungnya Jose bersikap sabar menghadapi kenyataan memiliki ibu yang tidak adil dalam membagi harta dan kasih sayang. Walaupun Jose terlihat stress. Kerjaan Belum Tetap, tetapi melihat Adiknya belum kerja tetap juga dibantu dibelikan motor dan bahkan dibantu biaya menikah secara sembunyi-sembunyi dan tanpa izin.

Hal tersebut jelas, sebagai contoh orangtua yang tidak adil dan seenaknya saja menyakiti perasaan anak-anaknya sendiri dengan sikap & tindakan yang tidak adil.

Kisah ke-2: (Menghalangi Jodoh Salah Satu Anak)

Ada seorang anak laki-laki bernama Indro (nama samaran) yang ingin segera menikah karena menghindari zina dan dorongan seksual yang sangat tinggi akibat sudah ketemu jodoh/sdh ada pacar/calon istri. Masalahnya indro sangat minder bila mendekati lawan jenis, sehingga su;it mendapatkan Jodoh. Sampai akhirnya Allah SWT mempertemukan Indro dengan calon Istri yang cantik kulitnya putih, suaranya merdu, senyumnya manis, Cerdas, dan Soleha. Sayang seribu sayang Indro mendapat Masalah dari orang tuanya yang sangat dipatuhinya.

Orangtuanya seenaknya saja menghalangi pernikahan bukan karena alasan agama. Tetapi hanya karena alasan kebencian kepada calon besannya. Bukan karena si calon kurang soleha. Hanya faktor ketidaksukaan calon besan.

Kalau memang tidak setuju dan menghalangi pernikahan, seharusnya orang tua memberi jalan keluar yang bijaksana, dengan mencarikan solusi wanita pengganti yang mirip bahkan yang lebih baik kadar kesolehannya atau kecantikannya. Bukannya hanya sekedar memisahkan dan menghalangi pernikahan, tanpa memberikan sollusi atau jalan keluarnya,

Si anak didiamkan sendiri dengan masalah yang diluar pengalaman jangkauannya. Masih untung anaknya bisa bersabar, tidak sampai berzina. Kalau sampai berzina, orangtua semacam itu pastilah ikut terkena dosanya, karena menjadi penyebab perzinaan.

Kalau anak-anak menjadi stress, maka yang ikut menderita juga orang tua, sang anak tidak bisa konsentrasi bekerja, tidak ada ghirah, linglung berganti-ganti pekerjaan, Akibatnya rejeki anak dalam bentuk uang menjadi lebih sedikit dan kurang berkah.

Padahal banyak orang tua yang ingin anaknya memberi uang di hari tua dan juga ingin perhatian.

Bagaimana mungkin anak yang stress bisa menghasilkan uang lebih banyak untuk orang tuanya. Memperhatikan dirinya sendiri saja jadi berkurang, apalagi memperhatikan orangtuanya dalam masalah uang?

Maka dari itu agar kita bisa menjadi orang tua yang adil, kita harus terus belajar Islam lewat majlis taklim. Dan jangan lagi menggunakan ilmu dari tradisi dan adat lama, yang tidak sejalan dengan jalan Islam.

Tuesday, February 20, 2007

MENJADI DA’I UNTUK DIRI SENDIRI

Oleh Mr.Anas Ayahara http://bbib.blogspot.com

Banyak Orang Berpikir, bahwa untuk berdakwah itu biasanya harus bisa berceramah, singkatnya Dakwah Itu sama dengan ceramah?.

Dakwah dengan cara berceramah hanya cocok untuk yang berbakat / pandai bicara di depan umum. Untuk yang tidak berbakat berceramah tidak perlu berkecil hati, karena, tanpa ceramah pun, kita tetap bisa berdakwah secara efektif.

Sebelum Berdakwah untuk keluarga dekat seperti anak, istri atau saudara lalu kepada orang banyak, sudahkah kita berdakwah untuk diri sendiri

Jangan Jangan kita belum mengamalkan untuk diri sendiri malah sudah menyuruh (berdakwah) kepada orang lain. Hanya Karena Kita Pandai bicara di depan Umum.

Untuk berdakwah (dalam arti menjadi Da’I/Kyai) bukanlah hal yang mudah, Perlu Banyak Ilmu, Perlu Proses panjang, dan Perlu Pengamalan.

Dakwah Bukan sekedar pintar mengajak orang, bukan Cuma pintar bicara. Bukan Cuma menang kontes DAI TPI atau PILDACIL.

Sebelum tampil sebagai Penceramah / Da’I kondang, Ada hal-hal yang perlu kita renungkan terlebih dahulu antara lain:

Dalam Hal Ilmu:

ü Sudah Berapa Ratus Ulama Yang Kita Dengarkan Nasehatnya

ü Sudah Berapa Ratus Buku & Majalah Islam Yang Kita “Telan” Dalam Setahun

ü Sudah Berapa Ribu Jam Kita Mendengar Kuliah Di Kampus Dan Kuliah Subuh.

Dalam Hal pengamalan:

ü Sudahkah kita mengamalkan sholat lima waktu secara benar

ü Sudahkan kita Zakat Harta setiap tahun, bila kita kaya.

ü Sudah berapa kali kita sedekah setiap pagi

ü Sudah berapa persen kita mengamalkan ilmu yang kita dapatkan

ü Sudah berapa kali kita bertahajjud dalam seminggu

ü Sudah berapa kali sholat dhuha dalam seminggu

ü Sudah berapa kali shaum senin kamis dalam sebulan

Bila Belum, Sebaiknya Berdakwahlah untuk diri sendiri dahulu, namun tetap mengajak kebaikan kepada orang lain dan mencegah kemungkaran sesuai kemampuan dan sesuai yang sudah kita amalkan.

Buat penceramah yang ingin terkenal, Janganlah dahulu ber angan-angan menjadi KYAI KONDANG. Bila kita tetap nekat, akhirnya, kita bisa menjadi KYAI Entertainer Yang LUCU (Jadi Tontonan) Bukan KYAI yang menjadi Tuntunan. Padahal Ilmu dan Amal masih sedikit, tapi kok sudah ingin terkenal/kondang, serta ingin dipanggil Ustadz, Kyai atau Bang Haji.

Tidak perlu berdakwah dengan harapan menjadi terkenal dengan berusaha menyenangkan orang banyak, Dengan memaksakan membuat banyak humor dan lelucon. Sehingga Ummat menjadi bingung, “ini Penceramah atau Pelawak”.

Ketika berceramah, mari kita Biarkan Humor itu muncul dengan sendirinya, karena di dunia ini banyak hal hal ironis yang Lucu, yang bisa membuat orang tersenyum. Tanpa merusak Image/wibawa penceramah.

Terlalu banyak humor dan tertawa akan merusak wibawa Para Penceramah

Karena Dakwah adalah hal yang sangat serius.

Usahakan Ceramahlah dan berdakwahlah dalam hal-hal yang sudah kita kerjakan/amalkan.

Jangan sampai kita berdakwah, kita bicara soal bahaya Rokok tapi diri kita sendiri masih merokok. Jangan sampai Ceramah mengajak orang sholat tahajjud, tetapi dirinya sendiri tidak mengerjakan.

Hanya karena menjaga gengsi (JA-IM /jaga image, kata anak muda sekarang). Jangan sampai kita Menambah-nambah materi ceramah tentang hal-hal yang belum kita amalkan.

Walaupun kita baru sedikit mempunyai Ilmu dan Amal yang sudah dikerjakan, sampaikanlah yang sedikit itu terlebih dahulu. Sambil terus menambah ilmu dan amal sampai kita mati, insya Alloh mati dalam khusnul khotimah. Sambil Menunggu keahlian berceramah muncul sejalan dengan bertmbahnya ilmu dan amal maka:

Kita Bisa memilih BerDakwah Tanpa Harus Ceramah Seperti,

ü Menjadi Generasi Muda Yang Aktif Memakmurkan Masjid

ü Menjadi Orang Tua Yang Jadi panutan dan Siap Membimbing

ü Menjadi Pedagang/Pebisnis/Pengusaha Yang Jujur

ü Menjadi Orang Sholeh/ha Yang Mengajak Kebaikan dan mencegah Kemungkaran Sesuai Amal/Kemampuan.

ü Menjadi Istri Yang Sholeha Taat Pada Suami Yg Soleh

ü Menjadi Anak Yang Sholeh/a dan Taat Pada Orangtua,

ü Menjadi Penulis Buku dan/atau Cerpen Islami yang Mencerahkan, dan masih banyak lagi