by Mr. ayahara.
Tipe dakwah ada 2 (dua) macam: 1. Dakwah Dengan cara ceramah bisa disebut Dakwah bil Lisan (mengajak dengan perkataan) bisa di depan orang banyak, dan ada pula mengajak hanya segelintir Orang. Tipe yang kedua Ialah Dakwah dengan Perbuatan (Dakwah bil Hal) lebih terfokus pada kegiatan dan pekerjaan yang mengandung nilai nilai kebaikan (kesalehan pribadi atau kesalehan masyarakat/sosial)
Dakwah dengan tipe pertama dengan cara berceramah di depan orang Banyak, hanya cocok untuk orang yang berbakat/pandai bicara di depan umum. Untuk Orang yang tidak berbakat berceramah tidak perlu berkecil hati, karena, tanpa ceramah pun, kita tetap bisa berdakwah secara efektif. Yaitu dengan Dakwah bil Hal yang banyak sekali pilihannya yang akan dibahas di dalam buku ini.
"mulailah dari diri sendiri" Sebelum Berdakwah untuk keluarga dekat seperti anak, istri atau saudara lalu kepada orang banyak, sudahkah kita berdakwah untuk diri sendiri.
Contohnya ialah dengan memaksakan diri kita untuk terus menambah ilmu Agama, karena menuntut ilmu Agama Hukumnya Wajib Ain.
Bagaimana caranya? Mari kita Gunakan Ilmu Paksa Diri:
· Paksakan diri kita bergabung dengan Jamaah dan mendatangi Majelis Ilmu
· Paksakan diri kita Membaca Buku Islam/ Majalah Islam lalu konsultasikan isinya dengan Ustad/Ustadzah yang Shaleh/ha dan Ahli di bidangnya.
Sedangkan menuntut Ilmu Kedokteran/Teknik dan Ilmu yang bermanfaat lainnya ialah Hukumnya Wajib Kifayah (cukup sebagian orang yang melakukannya maka kita tidak wajib menuntut ilmu tersebut).
Setelah kita memaksakan diri mau menuntut Ilmu Agama maka kita perlu masuk ke Tahap berikutnya yaitu mengamalkan Ilmu tersebut untuk diri sendiri.
Berceramah Di Depan Umum Vs Mudahnya Dakwah Tanpa Ceramah
Berceramah Dakwah di depan Umum
bila kita mengajak (berdakwah) kepada orang banyak di atas mimbar.
Untuk berdakwah (dalam arti menjadi da’i/kyai), memerlukan banyak ilmu, perlu proses panjang, yaitu perlu latihan bicara di depan umum dam juga yang lebih penting ialah pengamalan.
Materi Dakwah yang sudah diamalkan akan lebih "menggigit" mempengaruhi kebaikan orang banyak apalagi bila dilakukan oleh penceramah yang pernah menang kontes DAI atau PILDACIL.
Bila sudah telanjur tampil sebagai Penceramah / Da’I kondang,
Dalam Hal Ilmu: Penceramah akan termotivasi lebih
Ø Rajin Mencari Ulama-Ulama Yang Kita Dengarkan Nasehatnya
Ø Rajin Mencari Puluhan Buku & Majalah Islam Yang akan di “Telan” Dalam Setahun
Ø Rajin Mencari Majelis Ilmu di Masjid, di Kampus dan di acara Kuliah Subuh.
Dalam Hal pengamalan akan termotivasi lebih:
Ø Rajin menyempurnakan sholat lima waktu
Ø Rajin sedekah setiap pagi
Ø Rajin bertahajjud
Ø Rajin sholat dhuha
Ø Rajin shaum senin kamis
Lalu mengajak kebaikan kepada orang terdekat, orang lain dan mencegah kemungkaran sesuai kemampuan dan sesuai yang sudah kita amalkan.
Buanglah rasa dan niat ingin terkenal, angan-angan menjadi KYAI KONDANG. Bila tetap nekat, akhirnya, kita bisa menjadi KYAI Entertainer Yang LUCU (Jadi Tontonan) Bukan KYAI yang menjadi Tuntunan. Padahal Ilmu dan Amal masih sedikit, tapi kok sudah terkenal/kondang, serta ingin dipanggil Ustadz, Kyai atau Bang Haji.
Niat berdakwah dengan harapan menjadi terkenal dengan berusaha menyenangkan orang banyak, Dengan memaksakan membuat banyak humor dan lelucon. Sehingga Ummat menjadi bingung, “ini Penceramah atau Pelawak”.
Di dalam Ceramah biasanya Humor itu muncul dengan sendirinya, karena di dunia ini banyak hal hal ironis yang Lucu, yang bisa membuat orang tersenyum. Tanpa merusak Image/wibawa penceramah. Terlalu banyak humor dan tertawa akan merusak wibawa Para Penceramah
Karena Dakwah adalah hal yang sangat serius dalam arti bukan main besar Pahalanya bial kita berhasil membuat Jutaan Manusia Bertobat maka kita akan Mendapat Jutaan Pahala yang bisa dikali 10, 700 bahkan tidak terhingga. Namun bila sebaliknya, resikonya juga bisa menyesatkan jutaan orang.
Jangan sampai kita berdakwah, kita bicara soal bahaya Rokok tapi diri kita sendiri masih merokok. Jangan sampai Ceramah mengajak orang sholat tahajjud, tetapi dirinya sendiri tidak mengerjakan.
Hanya karena menjaga gengsi (JA-IM /jaga image, kata anak muda sekarang). Tanpa sadar bisa Menambah-nambah materi ceramah tentang hal-hal yang belum diamalkan.
Walaupun kita baru sedikit mempunyai Ilmu dan Amal yang sudah dikerjakan, sampaikanlah yang sedikit itu terlebih dahulu. Sambil terus menambah ilmu dan amal sampai kita mati, insya Allah SWT bila kita mati, maka mati dalam khusnul khotimah. “hidup di dunia itu sebenarnya “menunggu mati”
Yuk kita menambah ilmu/amal sebagai pengisi waktu menunggu mati”
Mudahnya Dakwah Tanpa Ceramah
Buat Pembaca yang Baik yang merasa tidak berbakat bicara di depan umum, tetap bisa berdakwah dengan mudah :
- Tidak perlu latihan pidato
- Tidak perlu takut menjadi orang terkenal
- Pasang Niat karena Allah di bidang pekerjaan masing-masing
- Kita Gunakan Ilmu Paksa Diri: paksakan diri kita mendatangi Majelis Ilmu
- Paksakan diri kita Membaca Buku Islam/ Majalah Islam lalu konsultasikan isinya dengan Ustad/Ustadzah yang Shaleh/ha dan Ahli di bidangnya