Monday, March 31, 2008

Bolang Porno?

Diangkat dari Kisah nyata, ketika bocah bocah SD berpetualang di sungai ciliwung dibawah kolong jembatan panus Depok yang dibangun belanda sudah berlumut, dengan bentuk lengkung dibawahnya khas jembatan arsitektur belanda. kini di pilar jembatan dipasangi meteran pengukur banjir kiriman utk jakarta.


Ada 4 bocah bernama julukan Boding, lancuk, witok dan dodol (nama samaran untuk melindungi tokoh asli).

Mereka menuruni dan menjelajahi sungai yang angker, yang katanya banyak buaya putih (siluman), sambil membawa joran panjign terbuat dari bambu tipis yang diserut dibuat sendiri dan benang pancing + kail + timah, tanpa pelampung.

Saat Itu, sedang musim kemarau, air sungai agak kering terlihat batu-batu besar berlubang2 kecil dan batu kecil yang licin, air yang menjadi dangkal alias cetek berwarna kecoklatan namun bening bila di lihat dari dekat.

Di genangan2 air terlihat ikan2 tawes dan benter kadang ada ikan sapu sapu. Pancing mereka diarahkan ke air, sambil menunggu getaran getaran saat ikan tawes menyentuh kail ( terasa dredet deredett).

Bila terasa dredet2 maka langsung tarik pancingnya, berbeda dengan alat pancing di rawa harus pakai pelampung bila umpan dimakan, maka Cuma gerakan pelampung yg terlihat tapi tidak merasakan sensasi getaran ikan.

Tiba-tiba salah satu si bolang yg bernama boding berteriak "AWAS ADA BUAYA…"

"Mane mane? " teriak dodol, witok dan lancuk yang ketakutan, lari kepinggir sungai

"TUH DIE, tadi ude gue timpuk (dilempari batu) sampai hancur"

"mana?" Kata lancuk

"Tuh buaya Kuning" kata boding sambil memperlihatkan giginya yang besar-besar dan dekil.

"Sialan lu ding, itu sih tokai (kotoran manusia)"

"hahaha" dodol dan witok , mulut mereka terbuka, pamer gigi dan jigong (plak) nya, sampai terpingkal pingkal.

Setelah selesai dengan insiden buaya kuning, mereka melanjutkan perjalanan mancingnya, jalan perlahan menuju hulu, melawan arus air yg lambat,

Masih tak jauh dari kolong jembatan,

pancing mereka beraksi kembali, tangan witok bergetar terasa "dredet dret", witok mengangkat pancingnya , dan dapat ikat tawes. 'yihui Gue dapet" sambil pamer, witok meledek dodol yang berkulit putih masih belum pantas menjadi si bolang, karena pindah dari jakarta ke depok, sedangkan lancuk dan witok si bolang asli karena pindahan dari desa pedalaman di Bogor.

Para anak kota yang main di kampung pantes juga dikatai "kota-an lu", karena nggak tahu pantangan2 bertindak tanduk di alam bebas

"Dol, lu o'on, banget belum dapet juga…" witok meledek dodol.

"Diem lu tok, jangan ngomong melulu, "

xxxxxx lu" (omongan porno) …dodol terlihat emosi, witok terdiam dibentak dodol

Aklhirnya dodol melangkah mencari lahan baru..

Baru beberapa langkah

Seet…. Gedebuk… "aduuhhhh…"

Seolah kakinya terdorong atau mungkin terpelest licinnya lumut sungai.

Dodol jatuh pantat duluan, lalu terlentang dibatu-batu, baju dan celananya sedikit basah, sambil masih memegang pancing.. sambil muka ditekuk, jidat putih mulusnya nya berkerut


"Aduuuh kapok deh gue"

Saturday, March 29, 2008

Pasukan Gajah di rumcay

Motivasi Bisnis yg membuat Raja Abrahah dan pasukan gajahnya berusaha menghauncurkan Kabah. Ka'bah yang dilindungi langsung oleh Allah

anak tpa alfurqan sedang belajar sejarah tentang diserangnya Ka'bah




Thursday, March 27, 2008

Makna DIAMnya Gadis yg dilamar

Konteks Melamar Gadis
Diamnya Gadis Berarti jawaban "YA" saat dilamar laki-laki (ada haditsnya)

Konteks Melihat Maksiat n Kemungkaran
Diam Lemah
karena gak punya ilmu beladiri jadi terpaksa diam tetapi hati menolak maksiat (krn masih ada iman walaupun lemah )

Diam Merestui Maksiat
Karena gak punya ilmu bela diri atau kekuasaan, dan mendiamkan saja tapi hatinya merestui bahkan doyan pd maksiat tsb (Diam dan Doyan alias gak punya iman lagi)

hati hati: bagi org yg punya
  • ilmu beladiri
  • kemampuan
  • Ilmu agama
  • kuasa
  • jabatan: politik/mhsw/cendikiawan dll

tetapi membiarkan kemaksiatan, (khawatir disangka merestui, aw bahkan disangka doyan kemaksiatan)


Diam Bodoh
diam saja melihat maksiat karena sangat bodoh shg Gak tahu mana maksiat, mana bukan, mana halal mana haram

Keajaiban Orang Yang Lahir Tanggal 19

Berangkat dari karya fenomenal Bassam Jarrar "Mukjizat angka 19 dalam Al-qur'an", penulis memprediksi peristiwa-peristiwa akhir zaman.. kata Bismillah juga terdiri dari 19 huruf.. Salah satu keunikan angka 19 adalah terdiri dari angka 1 dan 9, angka yang terkecil dan terbesar.. Dan kalo angka19 dikalikan dengan angka lain akan terjadi keunikan yang lain:

19 x 1 = 19 ( 1 + 9 ) = 10 ( 1 + 0 ) = 1
19 x 2 = 38 ( 3 + 8 ) = 11 ( 1 + 1 ) = 2
19 x 3 = 57 ( 5 + 7 ) = 12 ( 1 + 2 ) = 3
19 x 4 = 76 ( 7 + 6 ) = 13 ( 1 + 3 ) = 4
19 x 5 = 95 ( 9 + 5 ) = 14 ( 1 + 4 ) = 5
dst....

Selain itu kata "Ismi" dalam Al Qur'an terulang sebanyak 19 kali.. Kata Allah dalam Al Qur'an terulang sebanyak 2689 kali (19x142).. Kata "Rahman" terulang 57 kali (19 x 3).. kata "Rahim" terulang sebanyak 114 kali (19 x 6).. Menakjubkan ye..

Wednesday, March 26, 2008

Infotainment-Gosip Perlombaan Menuju Neraka

sekedar motivasi

mereka berlomba2, rela habiskan uang milyaran lewat media tv gencar mengajak berbuat kemungkaran lewat musik erotis, film hedonis n infotenment gosip. mengajak orang2 masuk neraka lewat dukungan pada budaya asing yg negatif: matre, hedonis, pornografis

sedangkan

dakwah umat islam indonesia belum ada apa2nya dari segi dana dan tenaga.
namun asalkan niat ikhlash dan dengan doa usaha keras maka
dana sedikit bisa mengalahkan dana yang banyak, atas izin Allah

amin


Tuesday, March 25, 2008

Jodoh Utk Aktivis Masjid

GENERASI MUDA YANG AKTIF MEMAKMURKAN MASJID (revisi)

Oleh mr.anas ayahara

Tulisan ini pertama kali dimuat di milis Daarut tauhiid dan dudung.net

Bila Masjid-Masjid ramai dipenuhi orang-orang tua, adalah sesuatu yang sangat biasa. Penyebabnya antara lain:

· Para Orang tua tersebut rata rata sudah pensiunan,

· Banyak Memiliki waktu luang di rumah

· Para Orang Tua lebih banyak waktu bertemu teman se-usianya bila sholat di Masjid.

Sudah sewajarnya para orang-tua lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga bisa memberi contoh tauladan yang baik di hadapan anak-anak muda.

Namun, Lebih baik lagi, kalau masjid dipenuhi juga oleh remaja, mahasiswa & generasi muda yang penuh semangat membangun Aqidah yang kuat, penuh energi memakmurkan masjid, dengan Kegiatan yang bermanfaat untuk dunia jembatan kebahagiaan di akhirat.

Bila kita adalah anak muda yang tidak bisa ceramah, jangan khawatir, Dakwah tanpa ceramah yang paling minimal ialah:

Generasi muda yang rajin pergi sholat berjamaah

Tanpa ceramah atau mengajak siapapun. Setiap langkahnya menuju masjid dicatat malaikat, Setiap ada orang yang melihatnya pergi ke masjid, Kemudian orang itu jadi tergerak hatinya pergi ke masjid walaupun tanpa diajak anak muda tsb, maka anak muda itu sudah mendapat pahala dakwah tambahan tanpa ceramah.

Sehingga masjid menjadi makin makmur, penuh cahaya dan berkah.

Berkat Banyaknya anak muda yang menghadiri masjid, bila banyak anak muda yang masih segar, ganteng dan cantik, maka lama kelamaan citra masjid yang Cuma dipenuhi bapak-bapak tua dan bahkan kakek-kakek, citranya akan hilang secara bertahap. Dan Berganti dengan citra, masjid yang makmur di penuhi anak muda yang penuh semangat dan Orang tua / Kakek yang penuh nasehat.

Dakwah tanpa ceramah berikutnya yang bisa kita pilih ialah:

Menghadiri Majelis Taklim,

Majelis Taklim ialah tempat berkumpulnya orang orang yang sedang menuntut ilmu, Bukan hanya pengajian Ibu-ibu saja yang disebut majelis taklim

Bila Majelis Ilmu, (Majelis Taklim Tentang Aqidah ) dihadiri oleh banyak anak muda, maka insya Allah SWT 10-20 tahun ke depan, masa depan akan lebih baik. Karena bila makin banyak anak muda yang bertaqwa, makin mantap Iman / Aqidahnya, Jauh dari Perdukunan/ syirik, maka anak muda tersebut akan membawa berkah, sehingga Allah SWT SWT akan menurunkan rahmatNYA dari langit dan Bumi. Dan akan mencegah terjadinya Bencana.

Bila makin banyak anak muda yang rajin menuntut ilmu di majelis taklim, maka secara tidak langsung akan mendorong para orang-tua yang belum mau hadir. Bila ada orangtua yang hadir karena terpengaruh melihat anak muda yang rajin maka anak muda tersebut sudah berdakwah tanpa perlu menceramahi orang tua. Dan Mendapat tambahan pahala dakwah. Insya Allah SWT.

Membersihkan masjid,

Tanpa perlu ceramah, Dengan membersihkan masjid maka akan mendapat lebih banyak pahala. Jamaah lain menjadi betah ke masjid, Makin banyak orang yang ke masjid karena perasaan nyaman dan bersih maka makin banyak pahala yang diterima orang yang membersihkan masjid.

Bayangkan jika sholat jumat, ada ratusan orang yang merasakan kebersihan Masjid maka para pembersih masjid akan mendapat ratusan pahala tambahan tanpa perlu ceramah.

Menjadi panitia majelis taklim, membantu ustadz/penceramah,

Karena belum bisa berceramah sebaiknya anak mua menjadi panitia MT (Majelis Taklim) dan menjadi asisten penceramah terlebih dahulu. Sambil terus menambah ilmu dengan bergaul dengan orang sholeh dan para ustadz. Pahala dakwah akan mengalir sebanyak jamaah yang hadir tanpa harus ceramah.

menjadi Guru TPA,

Dengan menjadi guru TPA berarti sudah berlatih berceramah, dengan mengajar di depan anak-anak Taman Pendidikan ALQuran (TPA). Pahala menjadi guru TPA sangat besar dan akan terus mengalir menjadi pahala amal Jariah. Bila Ikhlash mengajar karena Allah SWT SWT. Kemudian ada sekian persen murid TPA yang berhasil mengajarkan Ilmu yang bermanfaat kepada anak cucunya, Maka Pahalanya terus mengalir menjadi Modal Investasi Menuju Surga. Tanpa harus ceramah di depan mimbar.

TPA yang terbaik bila dijalankan oleh anak muda yang berpendidikan tinggi. Misalnya Guru TPA yang sarjana atau Sarjana Muda Universitas Ternama yang mampu mengajarkan membaca AlQuran metode Iqro, juga mampu mengajarkan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.

Kenyataan di lapangan masih banyak guru TPA yang hanya lulusan SMU dengan wawasan yang kurang luas dan mengajar hanya untuk mengisi waktu luang. Ditambah lagi honor mengajar yang masih dibawah standard. Sehingga kurang mampu untuk membeli buku-buku dan majalah Islam.

Padahal para Guru TPA idealnya memiliki wawasan luas, mempunyai dasar ketrampilan bahasa Arab dan bahasa Inggris, serta Kreatif dan Inovatif dalam mengajar. Sehingga murid-murid TPA tidak mengalami kejenuhan dalam belajar

Penulis yakin bila makin banyak guru TPA yang bergelar sarjana, makin berkualitaslah TPA di Masjid-Masjid.

Menerbitkan Majalah Dinding,

Anak Muda biasanya Lebih Kreatif, Penuh Ide Baru dan Segar, Dengan membuat majalah dinding yang secara teratur, rapi dan Indah akan meningkatkan minat IQRO / Baca anggota jamaah Masjid.

Jamaah tetap dan Jamaah Musafir yang sedang singgah di masjid akan bertambah Ilmunya, Informasi Makin Tersebar Luas. Dakwah Menjadi makin Luas , makin Gencar, dan jamaah jadi semakin berwawasan dan tidak Kuper.

Isi mading bisa disesuaikan dengan berita dan peristiwa kegiatan masjid dengan membuat kolom-kolom atau rubrik-rubrik khusus. Misalnya Rubrik:

  • Rubrik Salam dari Redaksi
  • Rubrik Kegiatan Remaja Masjid
  • Rubrik Kegiatan Taklim Bapak/Ibu
  • Rubrik Berita Indonesia Islami
  • Rubrik Dunia Islam
  • Rubrik Cerita Islami
  • Rubrik Ta’aruf pranikah
  • Rubrik Keluarga Sakinah
  • Rubrik Kesehatan
  • Rubrik Wirausaha / Bisnis Islami
  • Rubrik Mutiara AlQuran dan Hadits
  • Rubrik Seni/ Kaligrafi
  • Rubrik Anak Sholeh/sholeha
  • Rubrik Tips dan Kiat-kiat Praktis

Rubrik di atas lebih baik ditulis sendiri sehingga lebih segar bernilai Lokal atau kalau belum mampu bisa diambil dari majalah, Internet seluruh dunia, dan bahkan suatu saat akan lebih banyak ditulis sendiri oleh generasi muda bila Madingnya makin berkembang. Bila ada 100 orang yang membaca Mading tersebut setiap jumat. Berarti anak muda yg memasang Mading tersebut sudah berdakwah tanpa ceramah pada 400 orang setiap bulannya.

Menjadi panitia peringatan hari besar Islam

Dakwah tanpa harus berceramah yang cocok juga untuk anak muda ialah turut ambil bagian dalam penyelenggaraan/ panitia peringatan Hari besar Islam. Dengan menjadi panitia, menjadi lebih ingat makna hari-hari besar Islam dan akan mendapat pahala sebanyak jamaah yang hadir, panitia mendapat pahala dakwah tanpa harus pandai berceramah. Biarlah Ustadz yang sudah mantap Ilmu dan amalnya yang berceramah.

tinggal pilih

Monday, March 24, 2008

Jangan Dulu Menuduh Orang Maulid Bid'ah?

ni orang kok sibuk banget mencari cela dan kekurangan saudara sendiri?. seenaknya menuduh orang secara umum berbuat bid'ah. seolah kelompok dia saja yg benar, Maulid sampai hari ini masih sering dijadikan bahan ribut bid ah. capek deh. hari gini sibuk cari kekurangan pihak lain.

bid'ah kalau sdh mengarang2 ritual baru, apalgi ritual mengandung syirik.
kalau ada orang membuat tablig/taklim lalu diadakan pas hari-hari bulan rabiul awal, mau dicap bid'ah juga??

nabi kita menyuruh kita mencari aib/cela diri sendiri sehingga tak sempat mencari cela orang lain.

yuk berprasangka baik pada orang2 yg membuat acara maulid
anggaplah mrk cuma memanfaatkan momen hari maulid nabi utk menyebarkan ilmu dg tablig/taklim?. soalnye kapan lagi ngumpulin orang yg jarang ke masjid.

yang sudah rajin ngaji nggak usah show off dengan sibuk langsung menuduh orang berbuat bidah, teliti dulu dong kasus per kasus.

kalau ada yg membuat ritual baru , ditegur saja baik2... jangan dicela, siapa tahu mereka memang benar2 tidak tahu


Sunday, March 23, 2008

Daur Usia Kekayaan

Sejalan dengan berjalannya siklus kehidupan manusia mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai tua renta, maka berbagai pandangan dan kebutuhan finansial kita juga selalu berubah-rubah sesuai kondisinya. Contohnya, saat seseorang berada di usia 30-an, kemungkinan sedang sangat menikmati masa mudanya, bekerja dengan giat dan agresif namun berkejaran dengan gaya hidup konsumtif yang bergulat dengan tagihan kartu kredit Menjelang pensiun di usia sekitar 50-an, seseorang biasanya sedang berusaha keras memastikan sudah punya cukup uang untuk bisa melanjutkan hidupnya setelah tidak bekerja, cari aman deh !

Dalam kesempatan kali ini, marilah kita pelajari beberapa kunci-kunci keputusan finansial dalam tiap tahapan kehidupan manusia - yang saya kira perlu kita pahami dengan seksama. Mempelajari hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan keputusan finansial, apa yang perlu kita lakukan dan apa yang sebaiknya tidak kita lakukan berkaitan dengan uang dari tiap tahapan kehidupan kita. Lebih dari, manfaatnya bukan sekedar hanya untuk menambah pengetahuan kita sendiri, namun juga membantu memahami kebutuhan dan pKitangan orang lain secara finansial, sesuai dengan usianya juga.

Karena penting sekali bagi kita untuk bisa sesekali menempatkan diri pada posisi orang lain secara finansial. Sebab suatu keputusan keuangan jarang sekali yang bisa berdiri sendiri, baik Kita yang masih lajang maupun sudah menikah, atau Kita punya tanggungan atau justru Kita yang ditanggung. Selalu saja ada pengaruh serta kepentingan orang lain didalamnya.

Usia Sekolah Dasar sampai dengan dengan lulus Perguruan Tinggi S1 di usia 20-an

* Pada usia 0 sampai 18 tahun, umumnya orang masih berada di bangku sekolah pendidikan dasar dan seluruh biaya hidup ditanggung oleh orang tua. “Life is beautiful, with no responsibilities what so ever.. “ kira-kira begitulah gambaran hidup seseorang pada masa kanak-kanak dan remajanya. Hanya saja memang tidak seindah kenyataannya jika berkaitan dengan uang. Kita tahu kan bagaimana pada jaman sekolah dulu, sulitnya meminta uang pada orang tua. Tidak.

* Saat di Perguruan Tinggi, kebanyakan dari Kita mungkin masih di biayai orang tua, tapi pengaruh teman-teman, mengikuti trend atau mungkian memang terpaksa banyak juga dari Kita bahkan harus bekerja paruh waktu mencari penghasilan tambahan untuk tambahan ongkos kuliah. Dengan naiknya ongkos kuliah, transport dan buku-buku, memang agak sulit jika harus mengKitalkan orang tua.

Lagipula mempunyai uang sendiri, kedengaran lebih cool & gaul. Lebih bebas menntukan pilihan dalam membelanjakan uang, juga sesekali mentraktir orang tua dan teman bisa jadi kebanggaan tersendiri. Asalkan bisa membagi waktu dengan jadwal kuliah yang harus segera diselesaikan, maka bekerja paruh waktu atau berusaha mendapatkan uang sendiri sambil kuliah tentunya bisa dilakukan. Bekerja sambil kuliah memang memanfaatkan waktu luang dengan positif, tentunya kita sedikit banyak bisa mempraktekkan apa yang dipelajari selama ini di sekolah,

Di usia 20-an

* Kita mungkin juga masih ingin meneruskan sekolah sebab keinginan belajar juga masih mengebu-gebu. Beruntunglah jika orang tua bisa membantu Kita membayar biaya pendidikan, namun kemungkinan besar orang tua tidak bisa membantu terlalu banyak sebab jenjang pendidikan lanjutan setelah perguruan tinggi atau pendidikan advance learning yang setara jauh lebih mahal daripada pendidikan dasar di SD sampai SMA. Jadi untuk membayar biaya pendidikan lanjutan kemungkinan besar harus diusahakan sendiri. Bisa juga berusaha mendapatkan beasiswa untuk mensponsori biaya pendidikan Kita. Lain halnya jika Kita ingin mengambil pinjaman dengan tujuan membayar biaya pendidikan, beban biaya pendidikan akibatnya menjadi lebih berat, sebab Kita juga membayar bunga pinjamannya. Hanya jika Kita yakin bahwa manfaatnya jauh lebih besar daripada uang yang dihabiskan, maka mengeluarkan uang lebih banyak untuk melanjutkan sekolah Kita boleh saja dilakukan. Sebaliknya, jika hanya sebagai keinginan yang didorong mendapatkan cap prestisius tanpa usaha lebih lanjut untuk menggantikan uang yang habis tadi, maka pendidikan mungkin menjadi suatu hobi atau sarana rekreasi yang terlalu mahal dari segi uang, tenaga dan waktu yang sudah dikorbankan.

* Masih ingatkah Kita saat mendapatkan gaji yang pertama ? Penghasilan Kita belum terlalu besar saat ini karena itu mulailah membangun kebiasaan berbelanja dengan cara mengeluarkan uang sesuai dengan anggaran yang sudah direncanakan.

* Pada masa ini biasanya orang masih malas menabung, tapi rajin belanja. Namun seberapapun penghasilan Kita, usahakanlah untuk selalu bisa menyisihkan uang secara rutin dari penghasilan Kita tiap bulan. Pastikan bahwa Kita mempunyai tabungan di bank yang, dengan kondisinya yang nyaman, fasilitas lengkap, biaya administrasi rendah dengan bunga tabungan yang bersaing. Pisahkanlah rekening tabungan dengan rekening gaji,

* Cobalah untuk bisa membentuk sejumlah dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang sengaja disisihkan untuk membiayai pengeluran mendadak yang sifatnya darurat. Pada usia ini kebutuhan dana cadangan belum terlalu besar sehingga cukup mencadangkan sebesar 1 kali pengeluaran Ada perbulan. Kita bisa menempatkan rekening dana cadangan ini di rekening tabungan

* Mulai berpikir mengenai persiapan pensiun, walaupun masih jauh panggang dari api alias masih lama sekali Kita pensiun, tidak ada salahnya sudah mulai mempersiapkan sejak sekarang. Tidak pernah ada kata terlalu cepat dan terlalu dini untuk persiapan pensiun. Jika perusahaan tempat Kita bekerja mempunyai program daan pensiun sendiri, bergabunglah, atau Kita bsia mengikuti program pensiun Jamsostek dari pemerintah atau belilah program dana pensiun yang ditawarkan lembaga keuanga lain seperti bank dan perusahaan asuransi

* Jangan membeli asuransi jiwa jika Kita belum mempunyai tanggungan atau terkecuali ada hutang yang harus dicover, namun pertimbangkanlah untuk mengambil asuransi kesehatan jika perusahaan tempat Kita bekerja tidak mencover biaya ini.

Di usia 30-an

* Pada saat ini Kita mungkin sudah menikah. Karena itu perlu sekali mencover penghasilan Kita dengan asuransi jiwa apalagi jika sudah memiliki anak. Jangan sampai keluarga yang Kita tinggalkan mengalami derita finansial yang terlalu parah karena Kita meninggal terlalu cepat

* Dengan adanya anak, maka sudah saatnya mempersiapkan dana pendidikan anak. Kita bisa mempersiapkan dengan cara menabung di tabungan pendidikan, mengambil asuransi pendidikan atau ke dalam produk investasi lain.

* Pertimbangkan juga untuk mengambil asuransi kesehatan yang lebih lengkap seperti asuransi yang mencover risiko kecelakaan, penyakit kritis, cacat tetap akibat kecelakaan, atau risiko-risko kesehatan lain yang belum dicover oleh tunjangan kesehatan dari perusahaan Kita

* Jangan lupa untuk mencover harta benda Kita dengan asuransi kerugian seperti asuransi kendaraan juga asuransi kebakaran

* Pastikan bawah Kita mengambil cicilan kredit rumah atau KPR yang tidak terlalu memberatkan Kita. Sediakanlah waktu untuk membandingkan penawaran KPR antara bank yang satu dengan yang dan jangan malas untuk berburu rumah idaman Kita, agar sesuai antara budget dengan keinginan.

* Jika Kita sudah mempunyai sejumlah harta, buat surat wasiat. Membuat surat wasiat sebenarnya mudah dan tidak mahal, tapi orang belum terbiasa sebab tidak tahu caranya. Padahal sangat penting dilakukan agar keluarga yang ditinggal tidak berebut harta warisan, juga memudahkan berbgai urusan administrasi bagi pasangan dan anak-anak. Sebaiknya tanyalah kepada teman yang ahli atau seorang notaries yang sudah berpengalaman dalam membuat surat wasiat.

* Evaluasi terus program pensiun yang sudah Kita ikuti, pastikan telah memberikan return investasi sejumlah yang Kita harapkan.

* Jika Kita masih bergulat dengan tagihan kartu kredit, berusahalah mengendalikan gaya hidup Kita dan secara bertahap lunasi tagihan-tagihan hutang tersebut. Paling tidak carilah cara-cara bagaimana agar Kita bisa membayarnya cicilan hutang ini dengan cara paling murah.

* Tambah pengetahuan dan pengalaman Kita dalam berinvestasi, bersikap kreatif dan mulailah berinvestasi diluar produk bank. Carilah juga investasi dengan biaya murah, setoran investasi yang fleksibel, mudah diakses, pajak yang kecil bahkan kalau bisa bebas pajak, dan likuid.

Di usa 40-an

* Berusahalah untuk meningkatkan setoran tabungan dan investasi setiap tahunnya terutama untuk persiapan pensiun. Pastikan setoran tabungan dan investasi selalu naik sesuai dengan kenaikan penghasilan Kita. Setiap kali mendapatkan rejeki lebih baik berupa bonus atau THR, sisihkanlah terlebih dahulu untuk menambah investasi Kita.

* Evaluasi lagi jumlah Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang Kita ambil, apakah jumlahnya sudah sudah sesuai dengan kebutuhan untuk mengcover risiko kehilangan penghasilan. Jika biaya hidup keluarga Kita telah berubah, naik atau turun, maka sebaiknya jumlah uang pertanggungan asuransi jiwanya juga disesuaikan

* Pastikan bahwa cicilan KPR Kita tetap berjalan dengan semestinya sesuai jadwal, simpanlah segala bukti pembayaran berikut catatan saldo terakhir dari hutang KPR Kita. Jika suku bunganya naik, dan karenanya jumlah cicilannya menjadi terlalu berat, bisa Kita pertimbangkan untuk memperpanjang jangka waktunya.

* Sebaliknya jika beruntung Kita memiliki sejumlah dana yang cukup besar, bisa dipertimbangkan untuk mengadakan pelunasan KPR sebagian atau seluruhnys dari sisa saldo KPR sekarang. Melakukan hal ini, bisa membuat Kita menghemat pembayaran bunga KPR, dan mempercepat waktu pelunasan.

Di usia 50-an

* Disaat menjelang pensiun, ada baiknya Kita mengatahui saldo pensiun Kita yang terakhir, sehingga bisa melakukan evaluasi dan revisi jika dana yang terkumpul masih jauh dari target,

* Review semua investasi Kita, jika hampir semua investasi Kita berisiko tinggi segeralah melakukan iversifikasi dan alokasikan secara proporsinal ke investasi yang risikonya lebih rendah,

* Catat kapan cicilan KPR yang terakhir dan pastikan bahwa pembayaran cicilan KPR sudah selesai sebelum Kita pensiun,

* Pertimbangkanlah untuk mengalami asuransi kesehatan hari tua, yang mengcover biaya-biaya kesehatan dan rawat inap di rumah sakit yang terjadi. Asuransi kesehatan hari tua atau longterm care insurance ini benefitnya seharusnya bisa dinikmati pada saat pensiun sampai seumur hidup Kita,

Di usia pensiun, 55 atau 60-an

* Inilah saatnya untuk mengajukan klaim dana pensiun dari program pensiun yang Kita ikuti selama ini. Dana pensiun yang diikuti dari perusahaan tempat Kita bekerja, biasanya akan memberikan seluruh total dana pensiun secara seklaigus didepan, sehingga selanjut Kita tinggal mengemabil sesuai dengan kebutuhan tiap bulan, dan menginvesatsikan sisanya agar terus berkembang kedalam instrument investasi yang tidak terelu berisiko namaun bisa memberikan pendapat tetap setara dengan bunga.

* Jika Kita mengiktui program pensiun yang diselenggrakan Jamsostek, segeralah mengajukan klaim kepada badan pemerintah ini. Kita bisa mendapatkan dua pilihan, apakah bisa diambil sekaligus atau mengambilnya secara bulanan seperti layaknya gaji. Jika Kita sempat beberapa kali pindah kerja, namun program pensiun Jamsostek pada perusahaan sebelumnya belum sempat Kita klaim, namun sudah terlanjur memulai yang baru, jangan segan-segan utnuk mengajukan klaim

* Barangkali dulu pernah iseng mengikuti program pensiun yang ditawarkan oleh bank atau perusahaan asuransi. Jangan malu untuk mengajukan klaim hanya karena merasa uangnya tidak seberapa. Sebab sedikit atau banyak pada masa usia ini jumlah berapapun akan sangat berarti.

* Maksimalkan seluruh aset-aset Kita menganggur untuk segera bisa menghasilkan income untuk Kita. Misalnya jika Kita mempunyai tanah, bangunan atau kendaaraan yang menganggur, mungkina Kita bisa mengusahakan mendapatkan rental income dari aset-aset tersebut.

* Berhati-hatilah pada investasi yang berisiko tinggi, karakternya yang fluktuatif kemungkinan besar kurang cocok dengan usia dan kesehatan Kita.

* Periksa kembali surat wasiat Kita apakah sudah seperti yang Kita inginkan, buatlah perubahan jika perlu. Pastikan bawa pasangan Kita dan anak-anak mengetahui tentang surat wasiat tersebut,

* Pertimbangkanlah untuk menyisihkan sejumlah dana tunai untuk mempersiapkan dana kematian bagi Kita dan pasangan. Kedengarannya memang sangat tidak menyenangkan juga menakutan, tetapi tindakan ini akan sangat membantu keluarga yang ditinggal walaupun tidak bisa mengurangi kesedihan orang-orang yang mencintai Kita yang telah Kita tinggalkan

Salam
Mike Rini
Perencana Keuangan
http://www.perencanakeuangan.com/files/SiklusHidupFinansial.html

Friday, March 21, 2008

.... I hate long weekend

hari ini, sabtu kejepit hari libur, harus masuk juga, ada kelas baru, kelas sepi. kadang2 kebanyakan libur
  • menyebalkan juga,
  • bosen,
  • dan mengurangi income bulan depan karena gaji per jam alias honor
tapi aku tetap bersyukur pd apa yg sudah ENGKAU tetapkan.
terima kasih ya Allah ada libur panjang, walaupun honor agak berkurang, tapi mudah2an rejekiku tetap bertambah berkah ..

amin

Sunday, March 16, 2008

Rindu Si Arab ...ayu

Rindu Si Arab ...ayuDia dari arab, cantik, lekak lekuknya Indah, disukai oleh orang diseluruh dunia, dia dari arab tapi bisa berbahasa indonesia dan malaysia. Dia pernah di cintai, dan pernah selalu ada di papan nama masjid, kini ditinggalkan, padahal kini dia masih juga ada di sebuah produk larutan penyegar

Ironis ya, .dia disebut si Arab Melayu. Huruf Arab-Melayu adalah modifikasi Huruf Arab yang disesuaikan dengan Bahasa Melayu di seantero Nusantara yang silam. Munculnya Huruf ini adalah akibat pengaruh budaya Islam yang lebih dulu masuk dibandingkan dengan pengaruh budaya Eropa di jaman kolonialisme dulu. Huruf ini dikenal sejak jaman Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka.

Huruf & angka Arab yang digunakan adalah sama dengan yang ada di Huruf Arab Biasa Kecuali ada

Huruf tambahan yang digunakan adalah:

· cha Ú† (Jim bertitik 3)

· nga Ú  (Ain bertitik tiga)

· ga Ú¬ (Kaf bertitik)

· nya Ú½ (Nun bertitik 3)

Cara penulisan (dengan anggapan anda pernah belajar menulis/membaca Al-Quran):
1. Huruf ditulis secara gundul, sering disebut sebagai Arab Gundul.
2. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e.
3. Huruf alif yang diikuti wau berbunyi u atau o.
4. Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau é.
5. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fatah (bunyi a).
6. Konsonan diikuti huruf wau akan berbunyi dhomah (bunyi u).
7. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh (bunyi i).
8. Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, wau atau ya berbunyi fatah (bunyi a atau e)
9. Konsonan di akhir kata adalah konsonan mati, kecuali diikuti alif, wau atau ya.
10. Huruf ain digunakan sebagai penanda huruf k seperti pada kata rakyat تيعر

Contoh penulisan:
Saya sedang belajar menulis Arab Melayu

Bahasa Arab Ialah Bahasa Yg dipilih Allah sebagai Bahasa Kitab Suci AlQuran dan Bahasa yang Dipakai Penduduk Surga, dg Kosa Kata Terlengkap di Dunia *

Huruf Arab Ialah salah satu kebanggaan Islam, sebagai Muslim dianjurkan membiasakan Membaca/Menulis Huruf Arab


Bevel: Bahasa Arab Ialah Bahasa Yg dipilih Allah sebagai Bahasa Kitab Suci AlQuran dan Bahasa yang Dipakai Penduduk Surga, dg Kosa Kata Terlengkap di Dunia *  Huruf Arab Ialah salah satu kebanggaan Islam, sebagai Muslim dianjurkan membiasakan Membaca/Menulis Huruf ArabDisusun by mr ayahara dari : http://yulian.firdaus.or.id/ & *Majalah Hidayatullah

Saturday, March 15, 2008

Buku Islam Kalah Sama Larutan Penyegar

ada sebuah produk larutan penyegar yang bertuliskan arab melayu "larutan penyegar" dalam bahasa arab dengan huruf "nye" huruf Ya bertitik tiga.

Apa hubungannya dengan buku islam. buku islam banyak banget yang cuma bertuliskan Latin tanpa menyertakan aksara/font arabnya

bahkan ada yg bangga pakai judul berbahasa inggris (dg alasan komersil atau gaya)

bersambung:

cuma mau menggiatkan kembali penulisan arab melayu pada plang masjid, judul buku , plang toko , merk dll

Nonton Budaya manja dan malas ?

melawan derasnya budaya nonton, karena budaya nonton ialah budaya malas karena nonton tidak perlu imajinasi. Nonton ialah kegiatan manja dan malas karena:

  • sdh siap gambarnya
  • sudah ada suaranya
  • tidak perlu banyak Mikir

Buktinya dan akibatnya:

  • kalau ada demo, rame2 nonton doang
  • kalau ada kebakaran rame2 yg nonton doang & gerecokin
  • ada kecelkaan/bencana rame2 nonton doang

sedangkan Budaya Baca ialah budayanya orang rajin. karena membaca perlu aktivitas lebih banyak dibanding menonton.

Khusus anak untuk meningkatkan minat baca anak-anak, sangat perlu utk membangun peradaban indonesia agar segera menjadi negara adi daya.

Wednesday, March 12, 2008

Audisi Musik Merajalela

Musik seharusnya cuma selingan dalam Hidup, dulu penyanyi terkenal cuma sedikit, kini jutaan mausia ingin ikut Audisi: Mamamia, AFI, IDOL, Dangdut, dan macem2 audisi. ikut mengganggu kepantasan, ketika gadis berjilbab ikutan audisi berlenggang lenggok dan kini Ibu2 berjilbab berlenggang lenggok bERNYanyi ikutan audisi bersama anaknya.

tahun2 yg lalu penyanyi terkenal bisa dihitung, benyamin, titik puspa, koes plus. kini penyanyi dan Band seabrek-abrek hampir semua bermotivasi satu yaitu POPULARITAS. banggga disebut seleb. yang bermuara pada UANG.

mereka mengira akan bahagia dengan meraih POPULARITAS maka akam mudah meraih banyak UANG.

musik bukan jadi industri, seharusnya musik dibolehkan asal utk sekedar hiburan dalam walimahan dan musiknya juga tidak boleh dinyanyikan perempuan dengan penononton laki2 non mahram

musik juga boleh untuk pembangkit semangat dengan beat2 perjuangan (alat musik pukul)




Saturday, March 8, 2008

Menulis Itu Mudah, Tapi Juga Susah

Kalau cuma sekedar membuat karya tulis memang mudah. Tapi kalau mau membuat tulisan yang enak dibaca dan dipahami semua kalangan itu yang susah. hikmah dari asistensi bukuku dg kokonata tadi pagi

Kendala Penulis dalam Menulis Pemikirannya

  • Menganggap Calon Pembaca sudah paham

ini sering terjadi pada diriku, karena aku sering menganggap diriku bodoh dan orang lain lebih pintar. sehingga aku menulis kadang terlau ringkas dan pendek

  • Menganggap Calon Pembaca tidak paham/bodoh

ini terjadi pada tulisan yang terlalu pankang lebar menulis hal2 yg semua orang sudah tahu.

kecelakaan motor

kemarin sabtu, jam 17 50an, pulang dari rs bakti yudha depok, akibat jalan legok berpasir saat kurangi kecepatan, ban depan slip dan oleng, akhirnya jatuh ke kiri sampai nabrak kijang merah di depan,

  • lutut kiri menahan duluan sehingga memar dan benjol.
  • kepalaku bagian belakang membentur trotoar. Alhamdulillah Helm tidak terlepas.
  • jari manis tangan kiri besot
  • pundak kiri sakit

trims utk 2 anak muda biker yang membantuku mendirikan & meminggirkan motorku.

karena kaki kiri tertindih motor.menahan sakit tangan , aku masih bisa berjalan, motorku

  • ada sedikit bensin tumpah kayaknya dari selang karbu
  • sedikit rusak spoinnya
  • gigi perseneling jadi agak dalam dan gak enak dibawa

kaki kiri/kanan masih bisa dipake jalan dan sampai rumah, perih luka besot diolesi minyak tawon, kini benjol sudah berkurang tinggal besot2nya. minyak tawon sdh diganti betadin krn mau ngajar di hari minggu gini

apa perlu di urut, apa dironsen, apa nggak..?

Ya Allah, kdang lupa baca bismillah, waktu kecelakan senggolan dg motor aku sempat menyebut Astaghfirullah. kemarin nggak sempat Ya Allah astaghfirullah

akhir2 ini aku sering ngebut mungkin krn terbawa budaya ngebut pengendara lain. dan kurang hati2 krn banyak jalan berlubang dan berpasir. padahal malam jumat kemarin hampir nabrak motor dari arah berlawanan saat nyalip miniarta M04

motor memang sangat beresiko

Wednesday, March 5, 2008

INILAH CITA-CITA, sederhana tapi kaya raya

Kisah Sang Mentor (Bagian I)
Pada suatu siang hari yang teduh, sekitar jam 11, sebuah mobil mewah bermerek BMW jenis 720i warna cerah, meluncur perlahan memasuki kampung. Mobil yang masih baru dan mulus itu tampak kontras dengan suasana sekitar yang memantulkan citra pedalaman yang sederhana. Pengemudinya seorang pria ganteng berusia 40-an tahun, kelihatan mengendarai kendaraannya dengan santai sambil sebentar-sebentar menengok ke kiri dan ke kanan, seakan takjub dengan pemandangan yang baru dilihatnya.

"Hm, kampungku ini sudah berubah, banyak kemajuan. Rumah-rumah penduduk sekarang bagus-bagus dan rapi. Jalanannya beraspal dan mulus. Penduduknya makin ramai dan banyak kegiatan bisnis. Walau begitu, suasananya tetap asri, damai dan tenteram sebagaimana umumnya sebuah kampung di kaki pegunungan.." ia bergumam sendirian. "Ah..tak terasa sudah 20 tahun berlalu..", dan ia menghela nafas panjang.

Setelah berkendara beberapa menit dari mulut kampung, BMW berhenti di depan sebuah rumah yang di bagian samping-depannya difungsikan sebagai warung kelontong. Pria itu tidak langsung turun dari mobilnya, melainkan berpaling memandang ke arah warung tersebut. Suasana sepi-sepi saja, hanya terlihat seorang remaja putri sedang membeli sesuatu, dilayani oleh seorang ibu-ibu tua.


Pikirannya pun menerawang. "Ini rumah Pak Soma. Pemilik warung yang sederhana, namun siapa sangka nasihatnya yang bijak telah membuat aku menjadi pengusaha sukses dan kaya-raya seperti sekarang. Sebagai balas jasa, aku telah berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan memperbaiki rumahnya ini serta membangunnya menjadi sebuah rumah besar yang cukup mewah dan lengkap. Dan warungnya akan aku sulap menjadi sebuah mini market agar penghasilan Pak Soma dan isteri dapat meningkat..". Lalu ingatannya berkilas balik jauh ke sebuah peristiwa yang terjadi 21 tahun silam. Ia ingat benar betapa waktu itu ia baru berusia 19 tahun, bertekad mengadu nasib pergi ke kota.

Atas anjuran kedua orang tuanya, ia pamit kepada Pak Soma, seorang tetangga, pada malam sebelum keberangkatannya. Di situlah, entah bagaimana, seorang bapak setengah baya yang sederhana, memberikan berbagai petuah kepadanya tentang kiat-kiat berusaha. Ia sendiri tidak pernah mengerti, bagaimana orang kampung pemilik warung seperti Pak Soma bisa memberikan nasihat-nasihat yang begitu canggih, seakan ialah seorang pengusaha besar di negeri ini. Namun demikian, itulah satu-satunya pegangan yang ia miliki untuk berjuang di perantauan. Ia pun berangkat dengan percaya diri keesokan paginya..

"Ah, tentu beliau sudah tua sekali sekarang..", pikirnya. Ketika ia melihat bahwa remaja putri yang berbelanja sudah selesai, ia buru- buru turun dari mobil. Ia mendekat seraya memandang pada ibu-ibu tua penjaga warung, dan segera tahu siapa yang dipandangnya. "Selamat siang, Bu Soma..", sapanya sopan. Perempuan itu menoleh dan memandang penuh selidik. "Ya..? Siapa..ya..?"

"Saya Bu,.. Darmawan, anak Pak Rusli, tetangga Ibu.. Ibu lupa?"

"Darmawan?..Eh.. Wawan..? Wawan ya?"

"Iya benar Bu Soma. Ini Wawan. Bagaimana kabarnya Bu? Wah, ibu kelihatan sehat sekali.."

Seketika wajah tegang Ibu Soma mengendur. "Oh.. benar kamu Wan? Baru datang..?" Ia langsung menghampiri dengan ramai senyuman, menarik tangan pria ganteng itu sambil berkata: "Ayuk masuk.. wah kamu sudah dewasa sekarang ya! Necis dan ganteng lagi… Syukur.. syukur alhamdulillah.."

"Mari..mari silahkan duduk, Nak. Jangan malu-malu. Rumah ini masih seperti dulu, jadi anggap seperti rumahmu juga..", si Ibu berusaha mencairkan kekakuan.

Pria yang dipanggil Wawan itu masuk ke ruang tamu lalu duduk di sebuah kursi. Percakapan basa-basi berlangsung beberapa saat, sampai akhirnya sang pengusaha sukses bertanya: "Pak Soma ada, Bu? Saya kangen banget sama beliau.." Bu Soma menjawab:" Oh, Bapak masih di masjid, ada urusan di sana. Mungkin 1 jam lagi baru kembali, sehabis sholat dzuhur.."

"Oh ya? Kalau begitu, saya tinggal dulu ya Bu? Mau lihat rumah ibu saya di kampung ini, sudah 20 tahun gak pernah saya lihat lagi rumah itu. Entah seperti apa sekarang..? Nanti jam 2 saya balik lagi ke sini…" Bu Soma tertegun sejenak, tapi segera berkata: " Iya baik Wan. Nanti saya kasih tahu Bapak, biar dia tunggu di sini sampai jam 2.."

Sebelum pergi, Darmawan bercerita pada Bu Soma bahwa ia selama ini merasa sangat berhutang budi pada Pak Soma, karena kesuksesannya sekarang adalah berkat nasihat dan petuah yang diberikan secara serius oleh suami perempuan itu. Dan ia langsung mengutarakan niatnya untuk membalas budi dengan jalan merenovasi total rumah serta warung milik pasangan suami isteri tersebut. Ibu Soma tersenyum lebar mendengar hajat "si Wawan".

Rumah yang dimaksud Wawan sebagai "rumah ibunya" itu hanya berjarak beberapa puluh meter dari rumah Pak Soma. Dalam sekejap ia sudah sampai di sana. Kedua orang tuanya tidak lagi tinggal di situ, karena sudah sejak lama ia ajak ke kota, pindah ke sebuah rumah yang khusus ia bangun. Rumah itu ditunggui oleh adik sepupunya, yang kebetulan sedang duduk-duduk di ruang depan sambil ngobrol dengan beberapa orang tetangga dekat. Bukan main kagetnya mereka ketika mengetahui anggota keluarga yang sudah 20 tahun lebih menghilang, kini muncul begitu saja. Dengan gembira mereka "berkangen-kangenan" sejenak, saling peluk, bersalaman sambil saling tanya, setelah itu Wawan pergi ke belakang membersihkan diri dan segera beristirahat.

Sambil selonjor kaki di sebuah kursi malas, Wawan menerawang kembali. "Semua keluarga dan famili di kampung ini gembira dan bangga bahwasanya aku telah menjadi pengusaha yang sangat sukses. Tapi mereka tidak tahu bahwa aku sendiri masih merasa ada ganjalan di hati. Sesukses-suksesnya aku dan sebesar-besarnya perusahaanku, masih belum apa-apa dibanding dengan perusahaan saingan yang satu itu.." Wawan terbayang akan sebuah nama – nama perusahaan saingannya – PT Harimau Sakti, yang selama ini membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Sebab, setiap bersaing dengan perusahaan ini, pihaknya selalu kalah. Di bidang bisnis ritel, perusahaannya kalah dalam merebut pangsa pasar. Di segmen korporasi, ia juga kalah.

Terakhir, dari 8 kali tender pemerintah, ia hanya berhasil merebut 1 kali kemenangan. Selebihnya, 7 kali tender dimenangkan oleh PT Harimau Sakti. Hal inilah yang selama ini dirasakan bagai duri dalam daging oleh Wawan. Berbagai jurus bisnis dan strategi telah ia jalankan, tapi tidak merubah peta percaturan bisnisnya, ia tetap kalah. "Apa yang salah dengan ku?", demikian pertanyaan yang selalu berkecamuk dalam otaknya. Lelah berpikir, tanpa disadari akhirnya ia tertidur di kursi malas.

Tepat jam 2 siang, Wawan terkejut dan bangun dari tidur. Melihat jam tangan, ia bergumam sendiri: " Wah, sudah waktunya. Pak Soma pasti sudah menunggu.." Dengan sigap ia sambar kunci mobil dari atas meja, langsung berlari ke luar menuju mobilnya yang diparkir di halaman.

Tanpa membuang waktu lagi, ia masuk ke dalam kabin kemudi, menghidupkan mesin dan seketika itu juga meluncur menuju rumah Pak Soma. "Aku tak ingin pertemuan ini meleset dan mengecewakan bintang penolongku..", katanya dalam hati.

(Bersambung ke bagian II…)


Kisah Sang Mentor (Bagian II)

Sampai di tempat yang dituju, ia heran karena ada sebuah mobil jenis niaga parkir di depan warung. Meski begitu, ia tetap bergegas masuk ke dalam ruang tamu. Di situ ia menjumpai seorang pria sedang duduk menunggu sendirian sambil membalik-balik majalah usang yang memang tersedia di meja. Ketika pria ini menoleh ke arahnya, lagi-lagi Wawan terheran-heran, karena ternyata sang tamu adalah seseorang yang sudah ia kenal. Bahkan, amat sangat kenal, karena dia inilah salah seorang pejabat tinggi dari perusahaan pesaing terberatnya, PT Harimau Sakti. Mereka sudah beberapa kali bertemu ketika mengikuti tender di instansi-instansi pemerintah.

"Hai, Pak Hadi!? Lho kok bisa ada di sini Pak?", Wawan menyapa sambil mengekspresikan keheranannya. Yang disapa segera berdiri menyambut tidak kalah akrabnya: "Halo Pak Darmawan..! Apa kabar, Pak? Saya sudah menunggu Bapak dari setengah jam yang lalu.. Selamat datang dan selamat jumpa Pak!", sambil tertawa ia mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Lho..? Pak Hadi menunggu saya? Ah, Bapak pasti bergurau ya..?", Wawan mencoba tersenyum sambil berkata dalam hati, ada lelucon apa ini?

Namun orang yang dipanggil Pak Hadi itu menjawab dengan serius: "Benar Pak Darmawan. Saya diperintah Pak Citra untuk datang ke mari menunggu Bapak. Katanya ada yang mau dibicarakan dengan beliau.." Bagi Wawan, kalau di dunia ini ada teka-teki yang paling sulit, maka kejadian itu merupakan teka-teki yang lebih sulit lagi untuk ditebak. Tapi seorang petinggi perusahaan sekaliber Hadi tentu tidak akan melecehkan dirinya dengan gurauan yang tidak pada tempatnya. Ia merasa air mukanya menjadi bodoh, lalu bertanya lirih: "Pak Citra itu siapa..?"

"Ini lho, Pak? Yang punya rumah dan warung ini, namanya Pak Citra. Dia bos saya, pendiri sekaligus pemilik perusahaan PT Harimau Sakti..!" Pak Hadi menjelaskan.

"Oh .. eh.. Pak Soma maksud Bapak?", tanya Wawan gugup.

"Iya! Di kampung ini, Pak Citra memang dikenal dengan nama Pak Soma. Tapi di kantor kami beliau dipanggil dengan sebutan Pak Citra. Kan nama lengkap beliau: Citra Sumawidjaya.."


Penjelasan Hadi yang terakhir ini benar-benar membuat limbung Wawan. Bagai ada petir di siang bolong, begitulah yang dirasakan olehnya. Otaknya berputar: "Aku kenal Pak Soma dari kecil. Ia kan cuma seorang warga sederhana dari kampung ini?" Kalau betul Pak Soma itu seperti apa yang dijelaskan oleh Pak Hadi ini, maka sungguh ia akan malu karena seakan-akan telah "pamer kekayaan" dengan berhajat memperbaiki rumah seorang bos besar pemilik perusahaan nasional bertaraf internasional. Dan pantaslah kalau 20 tahun yang lalu, sang pemilik warung itu mampu memberikan petuah-petuahnya yang "sophisticated. Tapi yang betul-betul membuatnya tidak habis pikir, mengapa Pak Soma harus membawakan diri sebagai seorang tua lugu dan sederhana yang hidup di kampung? Dan bagaimana pula caranya dia bisa mengawasi dan mengatur perusahaan dari sebuah kampung yang jauh dan terpencil ini?

Belum selesai rasa terkejut dan tidak percaya yang meledak di benak Wawan, tiba-tiba terdengar suara salam: "Assalamualaikum.." dari dalam rumah dan sesosok bayangan menerobos masuk ruang tamu. Ternyata ialah Pak Soma, atau Pak Citra Sumawidjaya. "Alaikum salam..", hampir serentak Wawan dan Hadi menjawab sekaligus menghampiri serta menjabat tangan tokoh yang sudah sangat senior ini. Wawan bahkan sampai mencium tangan serta memeluk Pak Soma-nya itu sambil setengah membungkuk, tanda rasa hormat yang sangat dalam.

Untuk beberapa menit terjadi basa-basi di antara mereka, sebelum kemudian Pak Soma mempersilahkan tamu-tamunya untuk duduk. Ibu Soma pun lantas bergabung dengan mereka. Tuan rumah tersenyum ramah lalu berkata: "Pertama-tama saya ingin mohon maaf sebesar-besarnya pada Wawan, yang saat ini pasti dilanda kebingungan. Iya kan Wan?". Semua yang hadir tertawa dan Wawan pun mau tidak mau juga tertawa tersipu-sipu. "Benar Pak Soma. Saya bingung dan tolong jelaskan semua ini.." ujarnya.

"Baik..baik. Langsung saja saya ceritakan semua.. Saya orang asli kampung ini. Hanya saja, karena kedua orang tua saya meninggal pada saat saya masih muda, maka saya putuskan untuk pergi merantau ke kota bersama istri. Waktu itu saya baru berusia 20 tahun, sedangkan kamu belum ada, Wan", Pak Soma mengawali ceritanya. "Rumah ini kami titipkan pada seorang saudara, dan pergi dengan bekal sekadarnya saja."

"Di kota kami numpang tinggal di rumah seorang teman dari orang tua saya selama kira-kira dua tahun untuk memulai usaha. Syukur bahwa Tuhan memberkahi usaha kami sehingga dalam waktu 10 tahun, usaha tersebut berkembang pesat sekali. Kami tidak saja mampu membangun rumah besar untuk tempat tinggal, tapi bahkan bisa membangun 2 buah perusahaan sekaligus dalam kurun waktu itu. Tahun-tahun selanjutnya bahkan merupakan rangkaian kesuksesan, sehingga terbentuklah sebuah kelompok usaha PT Harimau Sakti seperti yang sudah kamu tahu, Wan..", kata Pak Soma sambil menoleh ke arah Darmawan.

"Pada tahun ke 16 perantauan kami di kota, saya putuskan untuk mengangkat sebuah Dewan Direksi yang akan mengelola perusahaan secara langsung, lalu kami kembali ke kampung ini. Saya ingat benar, kamu waktu itu kamu baru berusia 9 tahun, Wawan.."

"Ya, samar-samar saya ingat kejadian itu Pak..", kata Darmawan lirih. "Tapi, sebetulnya apa penyebabnya sampai Bapak memutuskan kembali ke kampung, padahal waktu itu perusahaan Bapak sedang maju- majunya?"

"Kamu tahu Wan. Saya ini orang kampung dan semula merantau ke kota karena terpaksa. Ternyata, suasana pergaulan bisnis di kota amat berbeda dengan kehidupan di kampung. Saya merasakan, lingkungan bisnis di kota itu tidak nyaman, orang berhubungan satu sama lain dengan senyum palsu, tiada ketulusan, tampak akrab tapi sebenarnya mencari kesempatan untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Sahabat hanya ada pada saat kita jaya, menghilang pada saat kita susah. Segala sesuatu diukur dengan uang. Kalau tiada uang, maka tidak ada senyum, tidak ada pula sahabat. Itulah dunia bisnis di kota."

Sampai di situ nada suara Pak Soma agak meninggi. Lalu ia melanjutkan. "Lain halnya dengan di kampung. Di sini, persahabatan dilaksanakan secara murni. Basisnya persaudaraan semata. Tiada pamrih, tiada intrik dan tiada provokasi yang disebabkan uang. Suasana tenang, damai dan tenteram. Saya tidak bisa lari dari kenikmatan kampung seperti ini. Oleh karenanya, begitu usaha saya mapan, saya putuskan kembali ke sini. Semua urusan usaha saya percayakan pada Direksi.

Salah satu dari anggota Direksi itu, ya si Hadi ini..", kata Pak Soma sambil menoleh ke Pak Hadi. Yang disebut terakhir ini tersenyum.

"Lantas bagaimana cara Bapak sebagai pemilik, memantau kinerja perusahaan itu Pak?. Kampung ini kan sangat jauh dari kota? Dan mengapa pula Bapak harus terus menerus menyamar, membawakan diri sebagai penjaga warung sederhana selama bertahun-tahun?" Wawan bertanya.

"Sudah saya katakan bahwa saya sangat menikmati suasana kampung yang damai dan tenteram ini. Saya tidak mau kehilangan itu. Kalau saya kembali ke sini dan berubah menjadi orang kaya raya, maka pasti pandangan orang-orang sekitar jadi berubah pula. Mereka akan berkata, Pak Soma sekarang bukan Pak Soma yang dulu lagi. Pak Soma sekarang ini bau duit. Lantas, orang-orang akan memasang senyum palsu saat berjumpa dengan saya dan memperlakukan saya dengan cara yang berbeda. Nah itulah yang akan merusak suasana. Bisa-bisa budaya kota yang materialistis dan penuh kepalsuan akan pindah ke sini. Itu yang tidak saya kehendaki. Maka sebisa mungkin saya berusaha untuk tetap menjadi Pak Soma yang dulu.."

"Tentang bagaimana saya mengontrol perusahaan? Kamu kan sudah tahu, bahwa sebuah perusahaan yang sudah mapan, akan tidak memerlukan lagi kehadiran pemiliknya. Semuanya sudah berjalan berdasarkan sistem yang baku. Juga ada Dewan Direksi berikut stafnya yang terdiri dari para manajer yang akan mengelola operasional harian. Paling sering saya hanya akan datang ke kantor sekitar 1 atau 2 bulan sekali, saat di mana saya pamit dengan tetangga untuk belanja barang dagangan warung saya..hehe..", Pak Soma memberi penjelasan sambil tertawa.

"Memang di samping itu, saya tetap berusaha berkomunikasi secara intensif dengan si Hadi ini di kota. Caranya? Mari ikut saya, saya akan tunjukkan", ajak sang tuan rumah. Semua yang hadir bangkit berdiri lalu mengikuti Pak Soma dengan perasaan ingin tahu.

Bersambung ke Bagian III...


Kisah Sang Mentor (Bagian III - Habis)

Di belakang rumah, dekat dapur, ternyata ada sebuah tangga menurun menuju sebuah ruang bawah tanah, yang ukurannya tidak terlalu besar.

"Ruangan ini dulunya dipakai orang tua saya untuk menyimpan padi, karena beliau petani. Karena saya tidak lagi bertani, maka sekarang saya pakai sebagai ruang kerja", ujar Pak Soma seraya menunjuk ke sudut ruangan. Semua yang hadir melihat betapa di tempat itu terdapat satu set komputer lengkap dengan aksesorisnya, faksimili dan ada juga seperangkat radio komunikasi yang tampak sudah tua. "Saat sekarang saya berhubungan dengan kantor pusat melalui internet yang ada di komputer ini. Tapi dua puluh tahun lalu, ketika internet belum ada, saya gunakan radio SSB itu.."

Wawan dan Hadi termangu sambil berdecak kagum, tapi Bu Soma hanya senyum-senyum saja.

"Nah, kebetulan di ruangan ini ada 4 buah kursi. Silahkan duduk di sini saja. Sekarang saya ingin meneruskan pembicaraan dengan suatu hal yang menurut saya cukup penting", Pak Soma mengangsurkan tangannya untuk mempersilahkan hadirin duduk.

"Saya katakan ini cukup penting, karena berhubungan langsung dengan kalian berdua, Wawan dan Hadi. Saya perlu menekankan bahwa orang berusaha itu perlu memegang etika. Jangan curang, jangan culas. Tidak sombong, jangan pamer kehebatan, kekuasaan dan kekayaan. Itu sebabnya, saya larang Direksi menggunakan mobil mewah, kalau tidak sedang dalam dinas yang betul-betul memerlukan mobil mewah. Kamu lihat Wan, di depan itu ada mobil niaga yang diparkir? Nah, itulah mobil si Hadi sebagai Direksi kalau sedang dalam perjalanan non-dinas resmi seperti sekarang. Saya lihat kamu ke sini mengendarai BMW 720i..", ujar Pak Soma. Yang ditegur hanya tersipu malu.

"Lalu, ingat bahwa kita punya tanggung jawab terhadap lingkungan sosial. Banyak berderma, menyumbang orang miskin. Jangan lupa lingkungan tempat kita berada. Saya sebagai pemilik warung di kampung, telah melakukannya. Kampung ini tertata dengan baik, jalan-jalan beraspal mulus, lingkungan bersih dan asri, fasilitas umum mulai dari sistem irigasi, air bersih untuk minum, WC dan tempat mandi umum, tempat ibadah dan lain sebagainya, semua tersedia. Siapa sangka bahwa semua itu berasal dari sumbangan seorang tua jelek penunggu warung?", kata Pak Soma berseloroh.

"Apa warga kampung mengetahui kalau semua itu dari Bapak?", tanya Wawan dan Hadi hampir serentak.

Pak Soma tertawa kecil. "Tidak. Mereka hanya tahu itu hasil kerja Pak Lurah dan Pak Camat. Saya selama ini menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat untuk itu semua. Dan tentu saja minta mereka merahasiakan jati diri saya..hehe.. Itu yang saya maksud dengan tanggung jawab sosial, tapi tidak perlu menjadi sombong dan ingin dipuji saat kita melakukannya".

Hadi dan Wawan mengangguk-angguk tanda setuju.

"Nah, sekarang bagian yang terakhir dan terpenting..", lanjut bos PT Harimau Sakti itu. "Ini sejarah bisnis kamu Wan. Saya 21 tahun lalu sangat terharu tatkala kamu datang ke saya untuk pamit dan menyatakan diri untuk pergi ke kota dan memulai usaha. Saya terharu karena kamu waktu itu masih amat muda belia, baru 19 tahun, tapi semangat kamu sudah menggebu-gebu. Maka saya benar-benar serius memberikan semua yang saya tahu tentang dunia bisnis kepadamu Wan.

Tidak itu saja, ketika kamu berangkat, diam-diam saya menelpon seorang anggota Direksi PT Harimau Sakti untuk mengikuti dan memantau semua yang kamu lakukan di kota. Orang itu adalah atasannya si Hadi dan sekarang sudah pensiun. Namanya Pak Slamet.

Ketika usaha kamu masih kecil, saya minta Pak Slamet untuk datang menjadi salah seorang pelanggan setia kamu. Saya berjaga-jaga kalau-kalau kamu kesulitan di awal usaha, setidaknya kamu masih punya pelanggan setia. Tapi syukur, kamu cukup sukses, pelanggan kamu banyak, sehingga Pak Slamet tidak perlu berperan terlalu aktif. Ia cuma salah seorang pelanggan biasa diantara sekian banyak pelanggan kamu yang lain.

Setelah perusahaan kamu menjadi besar, saya minta salah seorang manajer keuangan kepercayaan saya serta seorang sekretaris, melamar ke kantor kamu berbekal referensi dari salah satu anak perusahaan Harimau Sakti yang saya yakin kamu tidak pernah mendengar namanya. Karena mereka memang piawai, mereka diterima baik di perusahaan kamu Wan, dan sejak itu mereka bekerja menjadi mata-mata saya untuk memantau segala sepak terjang kamu di dunia bisnis. Jangan khawatir Wan, mereka tidak pernah memata-matai urusan pribadi kamu. Maksud saya hanya ingin menjaga agar bisnis kamu tetap berada di jalur yang benar.

Nah, melalui manajer keuangan dan sekretaris itulah, selain menerima informasi mengenai semua sepak terjang bisnis kamu, saya juga selalu menitipkan kiat-kiat usaha kepadamu tanpa kamu pernah menyadari bahwa itu dari saya.."

"Saya juga ingin kamu tidak menjadi pengusaha yang cengeng. Itu sebabnya PT Harimau Sakti selalu membayangi perusahaan kamu di setiap pasar. Di pasar ritel, kamu kalah dari perusahaan si Hadi ini, tapi tetap menang terhadap perusahaan-perusahaan lain.

Demikian juga di sektor korporasi. Di pemerintahan, dari 8 kali tender, kamu kalah 7 kali, tapi saya instruksikan orang-orang saya agar kamu menang di satu kali tender sisanya. Ini untuk membangkitkan semangat dan rasa penasaran kamu Wan. Kalau kamu saya kalahkan total, pasti kamu akan putus asa, sehingga bukannya penasaran, kamu bisa-bisa malah patah arang.."

"Berdasarkan pantauan kami, kamu memang benar-benar pengusaha yang baik, ulet dan penuh tanggung jawab, Wan. Kamu tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh-aneh, tidak hura-hura, selalu memikirkan kesejahteraan karyawan dan banyak hal positif lainnya. Sampai sekarang, orang-orang saya tetap memantau kamu, itu sebabnya saya tahu rencana kamu untuk datang ke kampung ini. Maka saya lantas memanggil si Hadi, memberitahukan rencana untuk mengatur pertemuan dengan kamu hari ini.

Hari ini juga saya melihat hal-hal baik dari dirimu, antara lain kamu telah memberitahukan isteri saya tentang rencana kamu untuk membalas budi dengan niat untuk memperbaiki dan merenovasi rumah dan warung saya. Meski mengendarai BMW, saya lihat kamu masih mau mengemudikan mobil sendiri ke kampung tanpa supir dan kencenderungan menjadi bossy. Saya terkesan.."

Suasana hening sejenak..

"Sementara itu, kamu kan tahu Wan, bahwa saya tidak memiliki keturunan. Saya sudah tua dan tidak juga ada salah satu famili saya yang piawai di bidang bisnis modern. Oleh sebab itu, straight to the point, dengan ini saya nyatakan keinginan saya di depan isteri saya dan si Hadi ini, untuk meminta kamu, Darmawan, agar bersedia kiranya menerima tanggung jawab atas perusahaan PT Harimau Sakti.

Dengan demikian, semua saham saya di perusahaan ini menjadi milikmu. Kamu tidak usah risau dengan nasib saya dan isteri, karena saya benar-benar ingin kembali menjadi Soma yang dulu, Soma orang kampung penjaga warung kelontong yang hidup damai serta tenteram beserta seluruh warga kampung lainnya.."

Di detik itu, kepala Wawan terasa berdenyut-denyut dengan keras. Matanya membelalak dan mulutnya ternganga tanpa disadari. Tidak pernah diduganya bahwa hari ini akan terjadi rentetan peristiwa yang sungguh-sungguh aneh dan nyaris tak masuk akal, menyebabkan dirinya terkaget-kaget antara percaya dan tidak. Ia merasa kecil berhadapan dengan bos Harimau Sakti ini, karena selama 21 tahun berkarya, ternyata semua pencapaiannya masih berada di bawah bayang-bayang kebesaran seorang Pak Soma. Atau tepatnya, Citra Sumawidjaya, pendiri sekaligus pemilik kelompok usaha PT Harimau Sakti. Namun demikian, semua pujian yang diberikan tokoh ini pun terasa penuh kejujuran dan ketulusan, sehingga di lain sisi, ia merasa bangga pula dengan dirinya.

Lewat beberapa saat, ia baru bisa menjawab: "Beri waktu saya berfikir, Pak…"

Pak Soma tersenyum. "Tentu saja Wan. Kamu tenang saja, dan tidak perlu jawab sekarang. Kamu fikirkan saja dengan santai, hanya pesan saya, inilah kesempatan kamu untuk berkontribusi lebih banyak lagi kepada masyarakat. Kalau kamu lewatkan, wah.. kamu telah menyia-nyiakan kesempatan berbuat baik yang diberikan Tuhan.."

"Mulai hari ini, saya harap kamu terus berhubungan dengan Hadi, ia akan membantumu memberikan pandangan-pandangan, informasi–informasi dan masukan-masukan yang mungkin kamu butuhkan.." lanjutnya.

"Saya pikir, itu saja yang saya ingin sampaikan. Barangkali ada yang mau ditanyakan? Wawan? Hadi?

Karena keduanya terlihat bimbang lalu menyatakan tidak ada pertanyaan, Pak Soma berkata: "Nah, sekarang sebaiknya kita makan dulu bersama-sama. Sudah hampir waktu ashar.." Tanpa banyak bicara, mereka berempat lantas berpindah ke ruang makan, lalu makan siang bersama. Di sini tampak mereka lebih banyak tenggelam dalam fikirannya masing-masing..

Pertemuan itu bubar setelah sholat ashar. Dalam perjalanan pulang di atas mobilnya, Wawan berfikir: "Hari ini aku mengalami peristiwa yang mengguncangkan. Ternyata di dunia ini ada sosok manusia seperti Pak Soma. Sosok seorang pemimpin yang mampu bekerja untuk orang banyak, tanpa orang banyak perlu tahu tentang dirinya. Di atas itu semua, dialah seorang mentor bisnis paling luar biasa yang pernah aku temukan. Tuhan Maha Besar.." (Selesai).


copas dari
http://www.kapanlagi.com/clubbing/viewtopic.php?t=21175

Tuesday, March 4, 2008

Mading Masjidku diRobek Orang

Aksi Tulisanku di mading masjid mengundang reaksi orang tak dikenal. ada yg merasa dan dirasa dengan tulisanku yg berdasarkan hadits:


Artikel di mading masjidku tentang:

kHOTIB Pelanggar Nabi

dg hadits

"Sesungguhnya lamanya shalat seseorang dan pendek khutbahnya adalah pertanda bahwa dia memahami agamanya. Karena itu panjangkanlah shalat dan pendekkanlah khutbah". (Riwayat Muslim).

artikel terkait:
http://jonru.multiply.com/journal/item/127/Diuji_oleh_Khutbah_Jumat_yang_kelamaan

http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=SuratPembaca&id=37647

Monday, March 3, 2008

Menganggur dan bekerja sama-sama capek

Para Pembaca Buku/ebook yang disayangi Allah…

Kita bisa menikmati HP canggih, PDA, Laptop dan internet di hadapan kita, akibat ulah semua ilmuwan yang sukses dalam menulis catatanya, agar berhasil dalam percobaan, mereka pasti menulis semua hasil penelitiannya. Sehingga hasil nya bisa diwariskan, dikembangkan dan diteruskan oleh ilmuwan berikutnya atas Izin Allah SWT.

Hanya saja tulisan para ilmuwan biasanya kurang tersebar luas dan atau karena kurang populer di masyarakat.

Berbeda dengan buku cerita, buku Islam, cerpen atau novel Islami. Bila ceritanya bagus dan menarik bisa dicetak ulang, bisa dibuat filmnya dan disebarluaskan ke seluruh dunia dan bisa bernilai dakwah yang pahalanya besar sesuai dengan jumlah pembacanya.

Sehingga kini ada contoh penulis buku La Tahzan, disebut Da’i semilyar Ummat, karena bukunya diterjemahkan dan dibaca oleh milyaran orang muslim/non muslim di dunia. Dia adalah Ustad Dr. Aid Al Qarni, Mengalahkan gelar “dai sejuta Ummat” karena yang tidak mempunyai tulisan best seller.

Begitu Pula Penulis Ayat Ayat Cinta, Bukunya laris manis, sehingga Para Pemodal berusaha membuat film adaptasi buku tersebut, Film layar lebar AAC ternyata laris ditonton jutaan anak muda, kebanyakan mereka bukan anak pengajian bahkan anak muda non muslim pun penasaran ingin menonton film tersebut.

Itulah Salah satu Bukti:

Bahasa Tulisan Bisa Lebih Dahsyat Daripada Bahasa Lisan / Bicara

Sebab:

Ø Karena tulisan lebih awet dibandingkan ucapan.

Ø Tulisan yang sudah dicetak bisa dibaca oleh anak cucu dan cicit cecet cocot (maaf nggak ada istillah cecet)

Ø Tulisan tercetak tidak perlu baterai, dan listrik sehingga bisa langsung dinikmati.

Ø Tulisan bisa tersebar ke pelosok dunia,

Itulah Bukti bahwa: Bahasa Tulisan Bisa Lebih Dahsyat daripada Bahasa Lisan / Sekedar Bicara.


Cara membangkitkan Motivasi / Dorongan Untuk Menulis

Motivasi dan niat yang paling utama ialah untuk berdakwah mencari ridho Allah SWT. Sehingga bisa mendorong orang lain berbuat baik sehingga menjadi tabungan pahala kita. Bila terjadi kejenuhan bisa kita dengan mengingat manfaat-manfaat menulis antara lain

Menulis Salah Satu Cara Menambah Panjang Umur

Banyak tokoh tokoh terkenal yang dikenang karena menghasilkan karya tulis.

Imam Ghazali secara fisik umurnya 55thn, tetapi berkat karya Tulisan dan Ilmunya maka di banyak pesantren, kitabnya tetap digunakan, berarti Imam Ghazali masih “hidup” sampai saat ini dan insya Allah s/d hari kiamat.

Imam Nawawi secara fisik umurnya 45thn, tetapi berkat kitabnya pula masih “hidup” sampai saat ini dan insya Allah s/d hari kiamat.

Buya Hamka Memang sudah Meninggal, tetapi berkat tulisannya, buku-bukunya, Tafsirnya, Masjid Al Azhar yang dibangunnya, dan karya tulis lainnya, maka secara secara ke ilmuan maka Buya HAMKA masih “hidup” sampai saat ini dan insya Allah s/d hari kiamat.

Agar ilmu kita tetap terbagi-bagikan walau kita sudah pulang ke akhirat, ilmu harus ditransfer ke dalam bentuk tulisan yang bermanfaat yg bisa menambah timbangan amal, semoga tulisan/ilmu tersebut yang bisa mengantar kita ke surga. Aamiin ya robbal alamin…

Maka dari itu, bila kita ingin panjang umur, kita harus berkarya yang bermanfaat dan menulislah sekarang juga. Lalu kita bagikan ke seluruh dunia dengan bantuan Teknologi Internet.

Nganggur Lebih Rendah Derajatnya daripada ……

Para Pembaca yang sholeh dan shalehah

Sub Judul di atas saya kutip dari penceramah kondang yang saya dengar di TV. Karena tidak tega menuliskannya maka saya ganti dengan tanda titik-titk.

"Manusia menganggur hanya menghabiskan beras, membuat penuh septik tank, menipiskan cadangan BBM dll. Tanpa menghasilkan karya apapun."

Sedangkan Binatang seperti lebah, tanpa sekolah bisa menghasilkan madu. Kupu-kupu juga demikian, pagi-pagi terbang mencari makan sambil mengawinkan bunga sehingga menghasilkan buah

Agar Kita tidak kalah dengan lebah.

Jangan biarkan diri kita menganggur membiarakan waktu kosong sedetik pun. Saat waktu luang peganglah pulpen dan buku kecil. Lama – lama bisa menghasilkan buku besar.

“membiarkan waktu luang begitu saja, berarti kerugian kesempatan menjadi kaya”

Sering kita mendengar bila PLN terjadi kerusakan maka akan timbul pengangguran sektor bisnis lainya yg menggunakan listrik. Lalu pihak PLN menghitung Milyaran Rupiah/ hari “lost of opportunity” akibat nganggurnya pendapatan yang seharusnya didapatkan.

Gunakan Waktu Luang Untuk Menulis

Karena Menganggur dan bekerja sama-sama capek.

Jadi Lebih baik bekerja dan atau minimal menulis apa yg terpikirkan, & kemanapun kita pergi, jangan lupa membawa pena.

"don’t leave home without a pen"