Pak ustad..Semudah itukah berzina, menghamili perempuan, lelakinya dipenjara, , bertobat lalu menikah bertanggung jawab?
Dai yang terkenal bermula dengan dakwah spesialis bertema “fadillah sedekah” terkesan rela menyenangkan selera produser dan konsumen TV. Dengan memerankan seorang ustad menjadi komentator sebuah sinetron yang di depan murid-muridnya: bercerita tentang:
Seorang lelaki berzina dengan Perempuan sampai hamil. Sang lelaki akhirnya bertobat setelah menjalani hukuman penjara. Sedangkan si Perempuan menjadi stres/gila, tidak mau bicara sampai melahirkan anak zina-nya. Ending ceritanya. Si lelaki tetap dibenci dan akan diusir dari kampungnya walaupun sudah bertobat.
Sang ustad Aktor (yang bermain dalam sinetron) datang melerai mencegah pengusiran si lelaki yang bertobat. Lalu Si Perempuan datang membela si lelaki dan menyatakan ingin dinikahi demi si anak.
Si Perempuan tampak sehat kembali karena lelaki tersebut menyatakan mau “bertanggung jawab” menikahi Perempuan tersebut. Sang Ustad aktor tampak bersyukur melihat adegan tersebut.
Mengapa sang Ustad aktor membiarkan adegan tersebut, setelah sinetron selesai, ada kesan pak ustad komentator membenarkan sang ustad aktor,
lalu kenapa sang ustad Komentator tidak memberi komentar mensyiarkan ayat-ayat tentang zina? Apakah dilarang Produser TV atau mau menyenangkan penonton?
Semudah itukah berzina, menghamili perempuan sampai stres, lelaki dipenjara, bertobat lalu menikah bertanggung jawab?
Solusinya: Pak Ustad komentator menjelaskan: "Pezina Lelaki dan perempuan itu harus dicambuk 100x, bukan Cuma dengan bertanggung jawab. Harusnya pezina mendapat hukuman Sesuai ayat-ayat tentang Zina di AlQuran. Sayang hukum tersebut belum berlaku di indonesia"
Biasanya, kebanyakan penonton takut mendengar ayat-ayat tentang Zina yang berisi hukuman cambuk 100x bagi gadis dan bagi yg sudah pernah menikah mendapat hukuman rajam dilempari batu sampai mati”
Apakah dai yang demikian yang ingin kita dengarkan nasehat-nasehatnya? dai yang Berceramah dengan memilih milih ayat yang disukai penontonnya? Menyembunyikan ayat yang tertentu atau memang sang Dai/Ustad tersebut belum tahu? Rasanya tidak mungkin, kalau belum tahu.
Sadar atau tidak sebagian dari kita sudah “menyembah” dan ”patuh” pada tuhan –tuhan baru yaitu TV dan selera konsumen.
Ternyata Menjadi Dai-dai yang terkenal sangatlah mudah di mata penonton TV, cukup bermodalkan:
-
Bisa melucu/menghibur penonton dg lawak dan lagu,
-
Wajah ganteng, lebih utama
-
Pakai baju muslim,
-
Tidak perlu banyak tahu atau hapal ayat dan hadits.
-
Yang penting patuh pada aturan TV dan selera penonton/konsumen
Astaghfirullah…Naudzubillahi mindzalik… Wallahu alam