Tuesday, February 20, 2007

MENJADI DA’I UNTUK DIRI SENDIRI

Oleh Mr.Anas Ayahara http://bbib.blogspot.com

Banyak Orang Berpikir, bahwa untuk berdakwah itu biasanya harus bisa berceramah, singkatnya Dakwah Itu sama dengan ceramah?.

Dakwah dengan cara berceramah hanya cocok untuk yang berbakat / pandai bicara di depan umum. Untuk yang tidak berbakat berceramah tidak perlu berkecil hati, karena, tanpa ceramah pun, kita tetap bisa berdakwah secara efektif.

Sebelum Berdakwah untuk keluarga dekat seperti anak, istri atau saudara lalu kepada orang banyak, sudahkah kita berdakwah untuk diri sendiri

Jangan Jangan kita belum mengamalkan untuk diri sendiri malah sudah menyuruh (berdakwah) kepada orang lain. Hanya Karena Kita Pandai bicara di depan Umum.

Untuk berdakwah (dalam arti menjadi Da’I/Kyai) bukanlah hal yang mudah, Perlu Banyak Ilmu, Perlu Proses panjang, dan Perlu Pengamalan.

Dakwah Bukan sekedar pintar mengajak orang, bukan Cuma pintar bicara. Bukan Cuma menang kontes DAI TPI atau PILDACIL.

Sebelum tampil sebagai Penceramah / Da’I kondang, Ada hal-hal yang perlu kita renungkan terlebih dahulu antara lain:

Dalam Hal Ilmu:

ü Sudah Berapa Ratus Ulama Yang Kita Dengarkan Nasehatnya

ü Sudah Berapa Ratus Buku & Majalah Islam Yang Kita “Telan” Dalam Setahun

ü Sudah Berapa Ribu Jam Kita Mendengar Kuliah Di Kampus Dan Kuliah Subuh.

Dalam Hal pengamalan:

ü Sudahkah kita mengamalkan sholat lima waktu secara benar

ü Sudahkan kita Zakat Harta setiap tahun, bila kita kaya.

ü Sudah berapa kali kita sedekah setiap pagi

ü Sudah berapa persen kita mengamalkan ilmu yang kita dapatkan

ü Sudah berapa kali kita bertahajjud dalam seminggu

ü Sudah berapa kali sholat dhuha dalam seminggu

ü Sudah berapa kali shaum senin kamis dalam sebulan

Bila Belum, Sebaiknya Berdakwahlah untuk diri sendiri dahulu, namun tetap mengajak kebaikan kepada orang lain dan mencegah kemungkaran sesuai kemampuan dan sesuai yang sudah kita amalkan.

Buat penceramah yang ingin terkenal, Janganlah dahulu ber angan-angan menjadi KYAI KONDANG. Bila kita tetap nekat, akhirnya, kita bisa menjadi KYAI Entertainer Yang LUCU (Jadi Tontonan) Bukan KYAI yang menjadi Tuntunan. Padahal Ilmu dan Amal masih sedikit, tapi kok sudah ingin terkenal/kondang, serta ingin dipanggil Ustadz, Kyai atau Bang Haji.

Tidak perlu berdakwah dengan harapan menjadi terkenal dengan berusaha menyenangkan orang banyak, Dengan memaksakan membuat banyak humor dan lelucon. Sehingga Ummat menjadi bingung, “ini Penceramah atau Pelawak”.

Ketika berceramah, mari kita Biarkan Humor itu muncul dengan sendirinya, karena di dunia ini banyak hal hal ironis yang Lucu, yang bisa membuat orang tersenyum. Tanpa merusak Image/wibawa penceramah.

Terlalu banyak humor dan tertawa akan merusak wibawa Para Penceramah

Karena Dakwah adalah hal yang sangat serius.

Usahakan Ceramahlah dan berdakwahlah dalam hal-hal yang sudah kita kerjakan/amalkan.

Jangan sampai kita berdakwah, kita bicara soal bahaya Rokok tapi diri kita sendiri masih merokok. Jangan sampai Ceramah mengajak orang sholat tahajjud, tetapi dirinya sendiri tidak mengerjakan.

Hanya karena menjaga gengsi (JA-IM /jaga image, kata anak muda sekarang). Jangan sampai kita Menambah-nambah materi ceramah tentang hal-hal yang belum kita amalkan.

Walaupun kita baru sedikit mempunyai Ilmu dan Amal yang sudah dikerjakan, sampaikanlah yang sedikit itu terlebih dahulu. Sambil terus menambah ilmu dan amal sampai kita mati, insya Alloh mati dalam khusnul khotimah. Sambil Menunggu keahlian berceramah muncul sejalan dengan bertmbahnya ilmu dan amal maka:

Kita Bisa memilih BerDakwah Tanpa Harus Ceramah Seperti,

ü Menjadi Generasi Muda Yang Aktif Memakmurkan Masjid

ü Menjadi Orang Tua Yang Jadi panutan dan Siap Membimbing

ü Menjadi Pedagang/Pebisnis/Pengusaha Yang Jujur

ü Menjadi Orang Sholeh/ha Yang Mengajak Kebaikan dan mencegah Kemungkaran Sesuai Amal/Kemampuan.

ü Menjadi Istri Yang Sholeha Taat Pada Suami Yg Soleh

ü Menjadi Anak Yang Sholeh/a dan Taat Pada Orangtua,

ü Menjadi Penulis Buku dan/atau Cerpen Islami yang Mencerahkan, dan masih banyak lagi

1 comment:

Anonymous said...

banyak orang populer tapi ilmunya belum tentu layak jadi penceramah