kisah pewaris nabi masa kini disajikan oleh mr.ayahara
Mas Darto, pemuda tampan, sederhana, cerdas, yang pernah menolak tawaran penjadi pejabat legislatif. Lebih menyukai menjadi penyeru kebenaran dan kebajikan.
Mas Darto senang memakai baju koko putih bersih yang selalu dicuci setiap hari oleh istrinya. Yang membuat mas darto terlihat berwibawa, apalagi dia berbadan tegap dengan postur tinggi bak peragawan.
Mas Darto bergabung dengan organisasi massa besar, yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan.
Beliau pernah dikirim untuk berdakwah di perumahan real estate yang elit di bilangan depok. Di sana dia bertemu masyarakat yang hidupnya bermewah mewah berlomba-lomba memamerkan harta dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya.
Mas Darto berdakwah dengan cara rajin shalat berjamaah di mushola perumahan
elit itu. Selama 40 hari berturut-turut, dia berkenalan dan memantau situasi rakyat/warga di perumahan mewah tsb
Setelah 40 hari Mas Darto mulai mengenal beberapa orang di Mushala dan mulai ditawari menjadi Imam yang cuma dihari 5-6 orang saja. karena kaum laki di sana sibuk. Kalaupun hari libur lebih senang ke tempat wisata atau nonton TV Cable di rumah masing masing atau sibuk mencuci, memodif mobil mobil mewah mereka.
Hal dan keadaan tersebut membuat sedih Mas darto. Sehingga dia memperingatkan warga agar rajin shalat berjamaah di masjid. namun sebagian besar warga perumahan justru merasa tak suka dengan nasehat-nasehat mas Darto.
Karena ada pertentangan dua kubu yang pro dan kontra, namun lebih banyak yang kontra. Akhirnya Mas Darto mengundang rapat seluruh warga untuk hadir di Masjid dengan undangan yang ditanda tangani RW Setempat. Dan tak disangka banyak juga warga yang kontra/membencinya ikut hadir.
Mas Darto berpidato "Assalamualaykum, wahai warga perumahan Mewah. Engkau semua adalah saudara seagamaku, sebangsa dan senegara, saya heran , mengapa hadirin semua membenci saya?
Padahal saya tidak mengharap balas jasa anda semua,
nasehat saya insya Allah Berguna untuk semua
sedangkan nafkah dan belanjaku bukan dari anda semua.
saya tidak suka para ulama dan dai satu persatu pergi meninggalkan mushala perumahan ini akibat tak tahan mendapat sindiran kebencian. Sehingga sebagian warga disini yang bodoh agamanya menjadi tetap bodoh karena ditinggal ulama.
saya berharap semua warga menjadi bertaqwa. Mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, berhati hati dalam bertindak dan bekerja sehingga terhindar dari harta haram dan dosa.
saya juga tidak suka melihat warga disini yang sibuk mengumpulkan harta sebanyak banyaknya, tetapi hartanya tidak dipakai di jalan kebaikan. Warga banyak yang mempunyai rumah mewah berharga ratusan juta sampai milyaran tetapi tidak di tempati. Kosong melompong ditempati bangsa jin-jin saja. Tidak laku dijual/dikontrakkan karena terlalu mahal.
hadirin, saya peringatkan sebuah sejarah
banyak bangsa yang sibuk membangun gedung dan rumah mewah dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tetapi dalam waktu singkat Allah membuat harta mereka terkikis habis, cita-cita dan rumah mewah mereka hancur dan runtuh bagaikan kuburan."
mendengar pidato seperti itu, satu persatu warga menangis
Monday, December 29, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment