Wednesday, October 22, 2008

Orang Minang Lebih Maju Dua Langkah Dibandingkan Orang Cina - Dari Silaturahim Saudagar Minang 2008

Dari Silaturahim Saudagar Minang 2008Saya hadir di tanggal 11 Oktober di Hotel Pangeran Beach, Padang. Acara ini berlangsung dari tanggal 10 sampai 12. Saya hanya bisa mengikuti satu hari saja karena tanggal 10 masih ada acara adat di kampung dan tanggal 12 ada undangan Khatam Al Qur'an.

Hari itu acara dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla, yang juga seorang saudagar asal Bugis beristrikan orang Minang dari Lintau.


Wapres terkesan konsern sekali dengan masalah kesaudagaran ini. Apalagi orang Minang memang darahnya adalah pedagang sejak dulu.


Saat ini semangat kesaudagaran itu mulai pudar, terutama di kalangan generasi muda di Sumatera Barat. Survei terakhir menggambarkan bahwa 74% generasi muda ingin menjadi PNS ketimbang saudagar atau wirausaha atau istilah saya, TDA.


"Menjadi PNS itu baik. Tapi lebih baik menjadi saudagar", pesan JK dalam sambutannya.


Maka, salah satu program kerja pengurus Forum Silaturahmi Saudagar Minang (FSSM) yang dipimpin oleh Basrizal Koto ini adalah untuk menyebarkan virus entrepreneurship di kalangan generasi muda.


Pada poin ini, TDA sejalan dengan FSSM. Mungkin bisa saling sinergi di masa mendatang. Pak Firdaus HB, Sekjen FSSM yang juga anggota milis TDA sempat mengutarakan hal ini kepada saya.


Acara akbar tahunan kali kedua ini dihadiri lebih dari 1.000 saudagar Minang dari seluruh Indonesia dan luar negeri dan mendapat perhatian dari berbagai kalangan dan media.


JK juga sempat menyentil berbagai kemunduran dan stagnasi di kalangan saudagar Minang saat ini.


"Orang Minang sebenarnya lebih maju dua langkah dari orang Cina", katanya. Hal ini membuat sebagian besar hadirin senang mendengarnya.


"Maksud saya, orang Minang lebih maju dua langkah di depan toko orang Cina sebagai pedagang kaki lima", lanjutnya yang disambut gerrr para hadirin.


"Orang Minang tidak mundur. Tapi orang lain yang lebih baik", lanjut Wapres untuk menyenangkan para audiens.


Memang kritik ini patut menjadi konsern semua pihak. Menurut saya, para saudagar adalah aset bangsa. Merekalah yang membantu pemerintah menciptakan lapangan kerja dan menjadi fuel ekonomi bangsa.


Tanpa saudagar, apalah jadinya negara ini. Bangsa ini tidak punya nilai tambah dan hanya menjadi konsumen.


Lihatlah Jepang dan Korea, mereka adalah negara saudagar, negara penjual, bukan pembeli. Mereka menjual lebih banyak ketimbang membeli.


Suku Minang yang akarnya adalah pedagang itu harus memacu diri untuk terus berbenah. Berbagai titik lemah harus diperbaiki. Networking mesti digalakkan dan diperkuat. "Buatlah semacam jaringan Minang Overseas seperti China Overseas itu", kata Menteri Fahmi Idris.


Salam FUUUNtastic!
Wassalam,

No comments: